BISNIS.COM, MAKASSAR--Bentrokan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan mewarnai Peringatan Hari Pendidikan di Makassar, Kamis (2/5/2013).
Dalam insiden itu polisi mengamankan enam mahasiswa yang diduga sebagai provokator sehingga terjadinya bentrokan. Puluhan mahasiwa juga terluka akibat terkena lemparan batu dari polisi dibantu pegawai dan Satpol PP ketika melakukan perlawanan dari mahasiswa.
Berdasarkan pantauan, awal kejadian bermula saat salah satu mahasiwa Univeristas 45 Makassar bernama Wawan melakukan orasi di atas mobil truk yang berada persis depan kantor tersebut.
Kemudian secara tiba-tiba ada oknum yang sengaja melempari polisi, pegawai serta Satpol PP yang sudah berjaga-jaga dengan batu. Selang beberapa saat polisi kemudian merengsek dan membubarkan mahasiswa dan merusak satu motor.
Namun mahasiswa membantah bahwa gerakan unjuk rasa tersebut murni dan tidak ada rencana melakukan perlawanan apalagi bentrok dengan aparat.
"Bisa saja ada provokator dalam gerakan kami dan sengaja merusak aksi kami," sebut Irwan salah satu peserta aksi.
Tidak terima rekan mereka di tangkap dan motor dirusak, mahasiswa kemudian melakukan perlawanan dengan melempari polisi, pegawai gubernuran dan Sat-pol PP dengan batu dan kayu. Aksi itupun dibalas dengan melempari mahasiswa dengan batu.
Diperkirakan sekitar tiga jam bentrokan berlangsung sehingga memacetkan jalan, polisi dan para pegawai dan satpol pp akhirnya memaksa membubarkan massa dengan menyerang balik.
Sebelumnya, mahasiswa juga melempari bom molotov salah satu pos penjagaan Satpol PP di kantor Gubernur Sulsel, kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata dibantu pegawai dan Satpol PP dengan lemparan batu.
Tidak hanya bentrokan di Kantor Gubernur jalan Urip Sumoharjo, di lokasi lain seperti pandang raya juga terjadi bentrokan, salah satu pos polisi dibakar massa. Hal itu terkait penangkapan polisi terhadap empat mahasiswa.
Sejumlah aksi dilakukan mahasiswa baik dari pagi hingga sore seperti di bawah jembatan fly over, kantor DPRD Provinsi Sulsel, Kantor Dinas Pendidikan Sulsel dan Kantor Gubernur Sulsel.
Mereka menuntut agar pemerintah tidak melakukan komerlisasi pendidikan. Menolak Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), serta menilai Ujian Nasional (UN) gagal karena tidak maksimal, termasuk mengalokasikan anggaran APBN 20 persen untuk pendidikan.
Berdasarkan data kepolisan ada 15 orang yang ditangkap baik di Jalan Urip Sumoharjo dan Pandang Raya dan di jalan Andi Pengeran Pettarani di depan Kampus Universitas Negeri Makassar.
Hingga saat ini polisi masih melakukan penjagaan di lokasi bentrok, mahasiswa Universitas Muslim Indonesia dan Universitas 45 pun masih memblokir jalan, menuntut rekan mereka di bebaskan.