BISNIS.COM,BEIJING -- Indonesia dan China dinilai perlu meningkatkan prinsip resiprokalitas di bidang pertukaran berita sebagai upaya untuk mendorong pemahaman kedua bangsa dalam berbagai sektor kerja sama guna meningkatkan kesejahteraan kedua bangsa.
Dirjen Kerjasama Internasional Kemenkominfo Freddy H. Tulung mengungkapkan hingga kini memang belum tercapai penerapan asas resiprokalitas kedua negara di bidang pemberitaan, meskipun sejumlah media di kedua negara sudah menjalin kerja sama.
Dia mengungkapkan hal itu sebagai respons atas pertanyaan sejumlah pemimpin media dari Indonesia mengenai usulan perlunya kerja sama pertukaran konten media kedua negara yang dianggap masih sepihak. Sebagai contoh, saat ini cukup banyak berita dari China yang sudah disiarkan di berbagai media nasional, tetapi apakah media di China juga menyiarkan berita dari Indonesia.
"Sebenarnya, pemerintah kedua negara sudah menandatangani beberapa kerja sama yang dapat diimplementasikan oleh media kedua negara. tapi memang tidak mudah untuk menerapkan prinsip tersebut mengingat kebutuhan masyarakat kedua negara relatif berbeda," ujar Freddy di sela-sela Dialog Media China-Indonesia bertema Peran Media dalam Meningkatkan Hubungan Rakyat Indonesia-China: Tantangan dan Peluang, Senin (22/4)
Forum yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI di Beijing dan Kantor Berita Antara. Pertemuan dua hari diikuti oleh sejumlah pemimpin media kedua a.l. Pemimpin Senior Jakarta Post Sabam Siagian, Ketua Dewan Pengawas Kantor Berita Antara Zaim Uchrowi, Pemimpin Redaksi Jurnal Nasional Asro Kamal Rokan, Direktur Pemberitaan CCTV Bai Junhao, Direktur dan Pemimpin Redaksi China Radio International Li Shukum.
Selain itu juga terdapat Freddy Tulung, Director pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong Media Indonesia, Pemimpin Redaksi Indosiar-SCTV Nurjaman, Pemimpin Redaksi Warta Ekonomi, dan Redaktur Kompas Imam Prihadiyoko, dan Reporter Senior Bisnis Indonesia Ahmad Djauhar.
Menurut Profesor Xu Liping dari National Institute of International Strategy (CASS), sebagai dua negara yang memiliki banyak kesamaan serta hubungan kerja sama yang telah terjalin selama lebih dari 15 abad, memang perlu lebih banyak menjalin pertukaran kerja sama, termasuk konten media secara resiprokal, sehingga pemahaman kedua bangsa menjadi lebih baik.
Dia mengakui bahwa sebenarnya cukup banyak produk Indonesia yang berpotensi sebagai favorit warga Tiongkok, misalnya kerupuk dan kopi Luwak. Selain itu, juga terdapat makanan Indonesia yang sesuai dengan lidah sebagian besar warga China.
"Tapi, saya menunggu-nunggu kapan berbagai produk tersebut tersedia di pasar kami, kapan pengusaha dari Indonesia mengirimkan produk tersebut ke China, sehingga kami mudah memperolehnya," ujar Liping yang fasih berbahasa Indonesia itu.
Dia juga mengungkapkan bahwa cukup banyak kemajuan yang dicapai oleh media kedua negara, termasuk dalam hal sudut pandang. dia memberi contoh media di Indonesia dulu sering menyebut Tirai Bambu terhadap China, tetapi kini sudah relatif jarang. Ini merupakan perkembangan yang bagus bagi peningkatan hubungan people-to-people kedua negara.