Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANTUAN IMF: Cara Penilaian Pinjaman ke Anggota Diubah

BISNIS.COM, WASHINGTON—International Monetary Fund (IMF) akan mengubah cara penilaian mereka terhadap keberlanjutan utang negara-negara dan memperkuat metode dalam menetapkan batasan utang pada program pinjamannya.

BISNIS.COM, WASHINGTON—International Monetary Fund (IMF) akan mengubah cara penilaian mereka terhadap keberlanjutan utang negara-negara dan memperkuat metode dalam menetapkan batasan utang pada program pinjamannya.

Komitmen IMF tersebut merupakan bagian dari checklist persiapan lembaga bantuan moneter internasional itu sebelum mengadakan pertemuan antar Menteri Keuangan dari 188 negara anggotanya di Washington pada Sabtu (21/4).

Pertemuan di Washington tersebut adalah bentuk upaya IMF untuk memberi dorongan pada proses pemulihan ekoomi global. Dalam checklist tersebut, juga disebutkan bahwa masih banyak negara yang harus menguarikan bagaimana mereka akan mengurangi utang dalam jangka menengah.

 “Kekhawatiran tentang lintasan masa depan utang publik dan privat menekankan pada pentingnya penyesuaian fiskal yang tahan lama dan reformasi institusional,” ujar Direktur Pelaksana IMF Christin Lagarde dalam rilisan Agenda Kebijakan Global, Sabtu (21/4).

Bahkan dalam keadaan stabil, menurut Lagarde, defisit dalam jumlah besar serta tingginya utang publik dan privat akan mengurangi potensi pertumbuhan dan membuat perekonomian rentan terhadap guncangan.

Keberlajutan utang telah menjadi salah satu persyaratan IMF dalam negosiasi pinjaman di zona euro belakangan ini. Persyaratan tersebut berubah menjadi masalah bagi kreditor Eropa untuk kasus Yunani dan Siprus. IMF mengatakan dalam laporannya bahwa mereka juga akan mengambil pelajaran dari tidak adanya keberlanjutan utang ketika membantu negara-negara mendeteksi risiko fiskal berkelanjutan.

 “Dalam nasehat dan analisisnya, IMF akan mengacu pada keseimbangan antara menyokong pertumbuhan [termasuk melalui pelonggaran moneter] dan menghapus tingginya utang privat dan publik,” ujar IMF dalam laporannya. (Bloomberg/


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Wike D. Herlinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper