Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FORUM APEC: Hasil Surabaya Bakal Tentukan Nasib Putaran Doha

BISNIS.COM, SURABAYA – Keputusan dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik dipandang berpengaruh signifikan terhadap nasib Putaran Doha yang akan dibicarakan dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia di Bali Desember mendatang.

BISNIS.COM, SURABAYA – Keputusan dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik dipandang berpengaruh signifikan terhadap nasib Putaran Doha yang akan dibicarakan dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia di Bali Desember mendatang.

Deputi Dirjen World Trade Organization (WTO) Alejandro Jara berharap keputusan para menteri perdagangan anggota ekonomi APEC mampu memberi dukungan politis dan memulihkan kepercayaan terhadap WTO setelah negosiasi Putaran Doha mandek sejak 2001.

Hasil nyata dari pertemuan menteri perdagangan (The Ministers Responsible for Trade) se-Asia Pasifik di Surabaya pekan ini, akan merefleksikan sejauh mana komitmen negara anggota untuk menggulirkan kembali Doha Development Agenda (DDA).

“Dengan skala ekonomi anggota yang besar, hasil nyata APEC akan memberikan pengaruh yang luar biasa bagi deklarasi di Bali nanti. Jika APEC berhasil, ini akan mendorong dan memengaruhi yang lain,” katanya dalam the Ministers Responsible for Trade (MRT) Meeting di Surabaya, Sabtu (20/4/2013).

APEC terdiri atas 21 anggota ekonomi – sebutan bagi negara anggota APEC – di kawasan Asia Pasifik yang mewakili 40% populasi dunia atau 2,8 miliar jiwa.

Total produk domestik bruto (PDB )APEC dari sudut purchasing power parity US$43,9 triliun pada 2011 atau merepresentasikan 53% dari nilai PDB dunia.

Kawasan ini juga me­­­wa­kili 44% perdagangan dunia dan merupakan tujuan dari 45% foreign direct investment (FDI) dunia. Total ekspor anggota APEC ke du­­­nia pada 2011 mencapai US$10,1 triliun pada 2011, sedangkan total impor US$10,3 triliun.

Sebelumnya diberitakan, MRT Meeting akan menjadi forum untuk menyatukan visi para menteri perdagangan se-Asia Pasifik sebelum melangkah ke Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke 9 WTO di Bali Desember mendatang.

KTM 9 merupakan kesempatan penting bagi semua anggota WTO untuk menggapai kembali kepercayaan terhadap sistem perdagangan multilateral di bawah naungan WTO.

Putaran Doha bertujuan meliberalisasi perdagangan global agar ekspor dan impor lebih mudah dan murah, dengan menekankan perbaikan ekonomi negara berkembang.

Para perunding berharap dapat mencapai kesepakatan di antara 152 anggota WTO berupa pemangkasan subsidi terhadap produsen dan berhenti memproteksi pasar domestik merek dengan menurunkan tarif agar barang-barang mudah masuk.

Kesepakatan untuk meningkatkan perdagangan dengan negara berkembang guna menjembatani jurang antara negara kaya dan negara miskin juga diharapkan terjadi.

Negosiasi dimulai pada 2001 dan terus bergulir bertahun-tahun kemudian dalam berbagai pertemuan di dunia. Tenggat waktu semula dipatok Januari 2005, tetapi pembahasan mengalami kebuntuan sepanjang pertemuan pada 2003, 2005, 2006 dan 2007.

Produsen domestik mencemaskan dampak liberalisasi aturan perdagangan dan proteksi terhadap industri mereka. Mereka menginginkan peluang ekspor yang lebih besar sebagai kompensasi.

Negosiator semakin menemui kesulitan mencapai kesepakatan perdagangan produk pertanian dan manufaktur. Sisi pertanian buntu karena Amerika Latin misalnya meminta akses lebih mudah, khususnya untuk pisang, ke Eropa, tetapi produsen Afrika, Karibia dan Pasifik menolak.

Pada saat yang sama, negara berkembang berpikir bahwa mereka diminta membuka akses terlalu banyak bagi produk manufaktur.

“Doha Round harus diselesaikan dengan cara yang seimbang,” kata Jara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Yoseph Pencawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper