JAKARTA—Panglima TNI Agus Suhartono mengimbau efisiensi anggaran harus dipertajam dengan pengelolaan di atas prinsip kehati-hatian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, transparan, akuntabel dan tepat waktu.
“Sekecil apapun peran dan tugas yang para prajurit dan PNS TNI emban, memiliki konsekuensi tanggung jawab atas total aset TNI dan administrasi yang menyertainya untuk dapat dipertanggungjawabkan, baik output maupunoutcome-nya, karena bekerja dalam satu sistem TNI,” katanya dalam sambutan tertulis, yang dibacakan oleh Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul selaku Inspektur Upacara pada upacara bendera 17-an, di Lapangan Upacara Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (17/4/2013).
Panglima menegaskan efisiensi anggaran efisiensi anggaran yang berlaku dalam semua strata TNI itu sekaligus dalam rangka upaya TNI mencapai penilaian wajar tanpa pengecualian dalam audit nasional.
Dalam konteks yang lebih besar, lanjutnya, tranparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran yang dilaksanakan merupakan realisasi komitmen TNI dalam reformasi birokrasi.
“Ini juga guna mendukung kebijakan pemerintah dalam mewujudkan good governance dan clean government,” tuturnya.
Selain itu, Panglima meminta peran para pemimpin di daerah harus bersinergi dan saling menopang, baik pada lingkup kepemimpinan sipil maupun militer, dalam menjaga dan memelihara stabilitas daerah dan nasional.
Dengan demikian, program-program pembangunan nasional dapat berjalan sebagaimana mestinya dan dapat meredam sedini mungkin setiap gejala yang dapat menghambat proses pembangunan.
Sementara itu, dalam upacara yang berlangsung khidmat tersebut, Panglima TNI memberikan penekanan kepada seluruh Komandan Satuan dan seluruh prajurit serta Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI untuk : Pertama,senantiasa tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kedua, jangan pernah berhenti belajar dan berlatih untuk meningkatkan kualitas,dan profesionalisme keprajuritan, khususnya guna mendukung keberhasilan tugas pokok TNI dalam rangka menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan negara.
Ketiga, optimalkan pembinaan satuan dan pengawasan, serta revitalisasikan prinsip ‘’disiplin adalah nafas prajurit dan kehormatan adalahsegala-galanya bagi prajurit TNI’’.
Keempat, utamakan kearifan dan keteladanan dalam segala pemikiran dan sikap, serta hindari tindakan reaktif yang berlebihan, baik di lingkungan satuan maupun dalam berinteraksi dengan lingkungan masyarakat.
Kelima, kembangkan kapasitas dalam membangun komunikasi sosial yang seluas-luasnya dalam konteks pelaksanaan tugas, guna memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat, sebagai landasan bagi terwujudnya soliditas dan solidaritas sosial.