BISNIS.COM, SEOUL--Korea Selatan (Korsel) menyampaikan rencana stimulus sebesar 19,3 triliun won atau US$17,2 miliar untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yang melambat hingga level terendah dalam 3 tahun terakhir.
Kementerian Keuangan di Sejong pada Selasa (16/4) mengatakan paket stimulus ini diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebanyak 0,3 poin persentase dan menciptakan 40.000 lapangan pekerjaan baru.
Dari stimulus fiskal tersebut, dana sebesar 3 triliun won akan dialokasikan untuk penciptaan lapangan pekerjaan dan pelatihan kerja, sementara dana lain dengan jumlah yang sama akan diserahkan ke pemerintah kota.
Pemerintah berharap stimulus ini dapat menopang pertumbuhan melalui penguatan konsumsi yang telah tertekan oleh level utang rumah tangga yang mencapai rekor tertinggi pada akhir tahun lalu.
Dana sebesar 1,3 triliun dari stimulus itu ditujukan untuk mendukung eksportir kelas menengah ke bawah, agar dapat mendukung kinerja eksportir yang tertekan oleh pelemahan nilai tukar mata uang Jepang.
Nilai tukar won yang telah menguat lebih dari 21% terhadap yen Jepang dalam 6 bulan terakhir telah menekan kinerja perusahaan-perusahaan Korsel, Hyundai Motor Co. dan Samsung Electronics Co., yang bergantung kepada ekspor.
Won yang menguat membuat produk ekspor mereka lebih mahal, sehingga daya saingnya melemah terhadap produk ekspor sejenis dari pesaing utama mereka, yakni perusahaan-perusahaan Jepang.
“Kami yakin ekonomi akan menyentuh pertumbuhan 3,3% sepanjang tahun ini. [Stimulus] ini akan memperkuat pertumbuhan pada paruh kedua [2013],” kata Wai Ho Leong, ekonom regional senior dari Barclays Plc. di Singapura.
Pada bulan lalu, pemerintahan Korsel merevisi turun target pertumbuhan ekonomi untuk 2013 dari 3% menjadi 2,3%. Menteri Keuangan Korsel Hyun Oh Seok juga telah mengungkapkan pemerintah menghadapi shorfall pajak sebesar 12 tiliun won. (Bloomberg/if)