BISNIS.COM, JAKARTA-United Nations High Commisioner for Refugees (UNHCR) mendesak Pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan atas bentrokan fisik antar pengungsi di Rumah Detensi I orasi (Rudenim) Belawan, Medan, Sumatra Utara, Jumat (5/4/2013).
"Kami minta agar kelompok yang terlibat bentrokan supaya menahan diri dan mendesak Pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan untuk mencegah kekerasan lebih lanjut," kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), seperti dikutip Reuters.
Peristiwa bentrokan antar pengungsi dari Rohingya Muslim dan Budha Myanmar itu puncaknya terjadi pada Jumat pagi. Akibat bentrokan tersebut, delapan imigran asal Myanmar tewas dan 15 lainnya mengalami luka-luka.
Para pelaku bentrok menggunakan senjata tongkat kayu, pisau, dan besi untuk menyerang satu sama lain. Ribuan orang Rohingya itu mengungsi dari Myanmar setiap tahun dengan menggunakan kapal untuk mencari perlindungan dan pekerjaan di Indonesia. Selain itu, RI juga merupakan tempat transit bagi para pencari suaka di Australia.
Diperkirakan lebih dari 800.000 warga Rohingya yang hidup di Myanmar tidak memiliki status kewarganegaraan. Pemerintah Myanmar tidak mengakui mereka karena dipandang sebagai imigran gelap asal Bangladesh. Sementara Bangladesh juga tidak mengakui kaum muslim Rohingya sebagai warga mereka. (Peni Widarti/c51/Reuters)