BISNIS.COM, BANDUNG--Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat diduga tumbuh 5,6%-6,1% pada triwulan I/2013, tumbuh lebih baik dibandingkan kinerja triwulan IV/2012 sebesar 5,5%.
Kepala Kanwil Bank Indonesia Wilayah IV Zaeni Aboe Amin mengatakan faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan ini antara lain masih terjaganya kinerja sektor industri pengolahan yang memang masih menjadi andalan kinerja ekonomi Jabar hingga saat ini.
Selain itu, katanya, pertumbuhan ekonomi Jabar juga ditopang oleh tingkat konsumsi masyarakat Jabar yang masih tetap tinggi, perkiraaan meningkatnya kinerja ekspor, dan kondisi ekonomi nasional dan global yang cenderung membaik.
“Salah satunya kinerja ekspor sparepart yang diperkirakan akan mengalami peningkatan, juga ekspor tekstil dan produk tekstil [TPT] dan elektronik akan meningkat,” katanya, Rabu (3/4/2013).
Dia mengatakan memang ada tekanan inflasi pada triwulan I/2013 sebesar 5,81%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV/2012 sebesar 3,3%. Akan tetapi, inflasi yang terjadi pada triwulan I/2013 ini dinilai masih terkendali.
Menurutnya, laju inflasi terjadi karena lonjakan harga sejumlah komoditas antara lain bawang, cabai akibat kebijakan pemerintah yang menerapkan pembatasan impor hortikultura.
Dia mengatakan untuk menekan laju inflasi itu perlu diterapkan sejumlah langkah, terutama dalam rangka mengatasi lonjakan harga makanan, khususnya bumbu-bumbuan.
Dalam hal ini, katanya, pemerintah daerah dinilai perlu meningkatkan kapasitas produksi komoditas yang dianggap rawan seperti cabai dan bawang, sekaligus mengatur pola tanamnya agar produksi benar-benar bisa dikendalikan.
“Dalam rangka pengelolaan stok, petani juga didorong untuk memiliki stok dengan mensinergikan lumbung pangan dalam program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat [LDPM],” katanya
Dia menambahkan pemerintah daerah perlu pula membenahi sistem transportasi untuk menekan biaya angkutan bahan pangan seperti peningkatan kualitas jalan serta pemanfaatan moda-moda transportasi yang efektif seperti angkutan kereta api.
“Selain itu, perlu pula pula optimalisasi pasar lelang agro.”(k31/yop)