BISNIS.COM, JAKARTA—Informasi tentang defisit perdagangan akibat impor BBM menjadi salah satu fokus pemberitaan sejumlah media cetak pada hari ini, Selasa (2/4/2013).
Rupiah terpukul
Tekanan terhadap nilai tukar rupiah semakin menguat.
Kali ini, tekanan dating dari defisit neraca dagang yang kembali memerah.
Badan Pusat Statistik (BPS), neraca dagang sepanjang Februari 2013 minus US$327,4 juta. (Kontan)
Impor BBM
Akibat tingginya impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM), neraca perdagangan Indonesia terus digerogoti defisit.
Pada Februari 2013, defisit mencapai US$327,4 juta, sehingga neraca perdagangan Januari-Februari tahun ini mencatatkan akumulasi defisit US$402,1 juta. (Investor Daily)
Indikasi monopoli
Di tengah ketatnya persaingan bisnis di industri televisi nasional belakangan ini, membuat pemilik modal besar terus merambisi mencaplok perusahaan televisi yang lemah.
Tentu saja kondisi ini menciptkan iklim usaha yang tidak sehat, karena menimbulkan monopoli penguasaan pasar di tangan pemilik grup perusahaan besar. (Neraca).
Capai rekor
Inflasi Maret mencapai 0,63%.
Ini adalah rekor tertinggi inflasi bulan Maret selama lima tahun terakhir, yang dipicu persoalan dalam pasokan produk hortikultura. (Kompas).
Volatilitas saham
Tingkat volatilitas 24 saham dalam daftar LQ45 lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama kuartal I/2013.
Menurut analis, tingkat volatilitas saham-saham unggulan pada kuartal II/2013 diperkirakan lebih rendah karena ada beberapa kebijakan pemerintah yang akan memengaruhi kinerja emiten. (Indonesia Finance Today).