BISNIS.COM, JAKARTA—Tingkat pelayanan air minum DKI Jakarta masih sangat rendah sekitar 57% dari jumlah penduduk karena pasokan air baku masih sedikit.
Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama miris dengan kondisi pelayanan air tersebut. Apalagi dengan rendahnya pelayanan air masih terjadi praktek pencurian air yang menimbulkan kebocoran hingga 48%.
“Di bidang air minum tingkat pelayanan masih rendah, di sisi lain kebocoran tinggi 48%, ini janjinya Palyja dan Aetra yang tidak pernah dipenuhi juga,” katanya dalam Workshop Air Baku di Balaikota, Selasa (26/3/2013).
Sebagai ibukota Jakarta dituntut mampu menyediakan infrastruktur kepada seluruh lapisan masyarakat antara lain pelayanan air minum dan pengolahan air limbah. Tingkat pengolahan imbah saat ini hanya 2%, masih sangat rendah dibandingkan kota lain di Asia.
Perlu disadari dengan otonomi daerah, sambung Ahok, air menjadi komoditi yang sangat mahal dan langka. Bukan tidak mungkin akan menjadi rebutan antar wilayah pemerintahan serta berpotensi memicu konflik seperti sumberdaya minyak bumi selama ini.