BISNIS.COM, JAKARTA - Hujan asam diperkirakan turun di sejumlah kota di Indonesia pada tahun ini. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menemukan indikasi potensi terjadinya hujan dengan derajat keasaman (pH) kurang dari 5,7 akibat tercemarnya lingkungan.
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup MR Karliansyah mengatakan sudah ada indikasi beberapa kota terkena hujan asam.
"Ada indikasi turun hujan asam di beberapa wilayah. Di beberapa negara sudah terjadi. Kita harus mewaspadai ini,” katanya di sela-sela rapat kerja teknis pengendalian pencemaran lingkungan 2013, Selasa (26/7).
Hujan asam dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. KLH mencatat kota-kota yang memiliki kecenderungan pH asam, mulai 4,3 hingga 5,4, sepanjang 2001 hingga 2009 adalah Jakarta, Serpong, Kototabang, Bandung, dan Maros. Padahal, air hujan normal memiliki ambang batas pH 5,6.
Hasil Study Cost and Benefit Analysis on Fuel Economy Policy in Indonesia (CBA) bekerja sama dengan KLH pada 2012 memperkirakan biaya kesehatan penduduk Jakarta pada 2010 sekitar Rp697,9 miliar hingga Rp38,5 triliun. Biaya kesehatan ini dihitung dengan asumsi biaya perawatan antara minimal sampai maksimal.
Biaya besar ini akibat dari penyakit yang berkaitan dengan pencemaran udara, seperti asma, broncopneumonia, ISPA, pneumonia, dan coronary artery diseases.
Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menuturkan tingginya biaya kesehatan serta dampak pencemaran lingkungan harus menjadi pendorong bagi masyarakat untuk memprioritaskan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
“Sinergi kebijakan sektor-sektor terkait dalam mendukung pencapaian kualitas lingkungan yang lebih baik harus dapat dijabarkan dalam tataran implementasi. Bentuknya, kebijakan program dan kegiatan di pusat dan daerah,” papar Balthasar.