Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KESEHATAN: Tak ingin depresi, jangan main laptop & tablet di malam hari

JAKARTA - Menggunakan laptop atau tablet pada malam hari berisiko depresi, seperti kata sebuah studi baru di jurnal Nature.

JAKARTA - Menggunakan laptop atau tablet pada malam hari berisiko depresi, seperti kata sebuah studi baru di jurnal Nature.

 
Peneliti menemukan bahwa terpapar sinar terang pada malam hari meningkatkan jumlah hormon stres pada tubuh yang memicu kondisi tersebut serta mengurangi kemampuan untuk belajar.
 
Samer Hattar, ketua peneliti dari Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat, mengatakan, "Pada dasarnya yang kami temukan adalah terpapar sinar terang secara berlebihan, meskipun itu sinar yang ada di dalam rumah atau ruang kerja pada malam hari jika Anda sedang lembur, dapat meningkatkan level hormon stres pada tubuh yang berakibat depresi dan berkurangnya fungsi kognitif."
 
Sebelum munculnya teknologi listrik, manusia bangun seiring matahari terbit dan tidur saat matahari tenggelam. Namun, kini orang-orang dapat bekerja, bermain, atau berpesta hingga pagi.
 
Penelitian baru pada tikus menemukan bahwa sel spesial pada mata -sel retina ganglion intrinsik fotosensitif (ipRGCs) - diaktifkan dengan sinar terang yang mempengaruhi otak untuk mood, ingatan, dan pembelajaran.
 
Profesor Hattar menambahkan, "Tikus dan manusia punya kemiripan, salah satunya adalah mereka punya ipRGCs dalam matanya yang pengaruhnya pun sama."
 
"Pada penelitian ini, kami membuat referensi pada studi sebelumnya tentang manusia, yang menunjukkan bahwa cahaya memang mempengaruhi sistem limbic otak pada manusia. Dan hal serupa terjadi pada tikus."
 
Para peneliti tahu bahwa hari yang lebih pendek pada musim dingin membuat sebagian orang menjadi depresi, dikenal dengan seasonal affective disorder (SAD). Dan sebagian pasien dengan mood disorder dapat memanfaatkan  'terapi cahaya' yang simpel, paparan reguler pada sinar terang.
 
Tim Profesor Hattar percaya bahwa tikus akan punya reaksi yang sama. Mereka mengetes teori itu dengan menerangi tikus laboratorium dengan lampu selama 3,5 jam, dan dalam kegelapan selama 3,5 jam.
 
Profesor Hattar mengatakan, "Tentu saja Anda tidak bisa bertanya pada tikus bagaimana perasaan mereka, namun kami melihat perilaku depresi meningkat, termasuk kurangnya ketertarikan pada gula atau hal-hal menyenangkan. Dan sebagian tikus penelitian jarang bergerak lagi selama penelitian."
 
Dia mengatakan, level kortisol, hormon stres yang dihubungkan dengan kemampuan belajar pada binatang-binatang itu juga meningkat.
 
Saat diberikan Prozac, anti depresi, para tikus itu kembali lebih sehat dan itu menguatkan bukti bahwa kemampuan belajar dipengaruhi oleh depresi.
 
Dia mengatakan bahwa hasil penelitian itu membuat manusia harus mengurangi paparan sinar terang pada malam hari karena dapat berakibat negatif pada mood dan kemampuan belajar kita.
 
"Saya tidak bilang kita harus berdiam diri dalam kegelapan pada malam hari, tapi saya merekomendasikan kita harus mengganti beberapa lampu dan memilih cahaya yang lebih redup. Pada dasarnya, gunakan lampu yang diperlukan saja," seperti dikutip dari Daily Mail.
(Antara/faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Dara Aziliya
Sumber : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro