Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS KEDELAI: Primkopti Balikpapan naikkan harga jual tahu & tempe

BALIKPAPAN: Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe (Primkopti) Kota Balikpapan memutuskan untuk menaikkan harga jual tahu dan tempe karena stok kedelai yang ada sudah menggunakan harga beli yang baru yakni Rp8.200 per kilogram.Ketua Primkopti Balikpapan

BALIKPAPAN: Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe (Primkopti) Kota Balikpapan memutuskan untuk menaikkan harga jual tahu dan tempe karena stok kedelai yang ada sudah menggunakan harga beli yang baru yakni Rp8.200 per kilogram.Ketua Primkopti Balikpapan Jazuli mengatakan kenaikan ini berdasarkan hasil rapat yang digelar pada Senin (30/7) lalu. Menurut Jazuli penaikan harga jual ini hanya untuk menyesuaikan harga beli kedelai dengan biaya produksi tahu dan tempe dari masing-masing perajin.

“Harga jualnya kita sesuaikan. Sebelumnya Rp55.000 per 200 buah tahu menjadi Rp60.000 per 200 buah. Kalau untuk [kenaikan] tempe disesuaikan dengan masing-masing ukuran yang ada di pasaran,” ujarnya, Rabu (1/8/2012).Sebelumnya, harga beli kedelai yang ditransaksikan oleh Primkopti dari importir mencapai Rp7.500 per kilogram. Akibat adanya alasan kekeringan di Amerika Serikat, negara penghasil kedelai untuk perajin tempe, terjadi kenaikan harga hingga Rp8.200 per kilogram.

Tercatat ada sekitar 115 perajin tahu tempe yang ada di seluruh Balikpapan yang 105 di antaranya merupakan anggota dari Primkopti Kota Balikpapan. Sebagian besar dari perajin tahu tempe anggota Primkopti sudah masuk dalam Kawasan Industri Kecil Somber.Jazuli menambahkan pihaknya juga mengalami kekurangan pasokan kedelai karena keterbatasan dana untuk mendatangkannya dari Amerika Serikat. Kebutuhan kedelai per bulan oleh perajin tempe dan tahu di Balikpapan bisa mencapai 12 kontainer dengan bobot kedelai maksimal 23 ton. Sementara kemampuan penyediaan Primkopti hanya mencapai 7 kontainer – 8 kontainer.

Pembiayaan dari perbankan juga sulit didapat karena terbentur masalah agunan yang harus dijaminkan kepada bank. Salah satu caranya yakni melalui kerja sama bisnis antar lembaga yang mampu membantu penyediaan kedelai.“Ada koperasi asal Surabaya yang siap membantu pasokan kedelai sehingga kebutuhan bahan baku bisa aman,” katanya.

Selama ini apabila kekurangan pasokan kedelai, pihaknya mengandalkan pasokan dari distributor lain yang ada di Balikpapan secara swadaya dari masing-masing perajin tahu tempe. Tentunya, harga beli kedelai dari distributor berbeda dengan harga pembelian dari koperasi.Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setdakot Balikpapan Sri Soetantinah mengatakan kenaikan harga yang diberlakukan oleh para perajin tahu tempe merupakan penyesuaian atas tingginya harga kedelai. “Memang mau tidak mau harus disesuaikan karena kalau tidak disesuaikan para perajin bisa berhenti beroperasi,” tuturnya.

Dia menambahkan para perajin sudah melakukan berbagai upaya untuk menahan kenaikan harga jual tahu dan tempe di pasaran melalui pengecilan ukuran. Namun, harga yang terus bergerak naik menyebabkan strategi tersebut tidak bisa lagi diterapkan sehingga harus menaikkan harga jual.Soetantinah mengatakan kebijakan mengenai kedelai, bahan baku tempe, merupakan kebijakan nasional sehingga Pemkot hanya bertindak sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah pusat.

//swasembada//

Sekretaris Primkopti Kota Balikpapan Lisa Juriani berpendapat permasalahan kedelai ini akan terus menjadi kegiatan rutin selama impor masih terus dilakukan. Ketergantungan dengan negara lain yang tentunya juga memiliki keperluan yang sama menyebabkan pasokan yang diperoleh jumlahnya fluktuatif. Selain itu, importir yang bukan berasal langsung dari negara produsen menyebabkan adanya disparitas harga antara produsen dan konsumen.“Jalan satu-satunya ya harus swasembada agar permasalahan ini tidak terulang. Kalau hanya melalui pemberian insentif itu sama seperti pengobatan sementara yang akan kambuh di kemudian hari,” tukasnya.

Pemberdayaan daerah yang memiliki tanah yang cocok untuk ditanami kedelai perlu untuk digalakkan agar kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi. Selain itu, konsistensi kualitas kedelai produksi dalam negeri harus bisa dijaga agar kualitas tahu tempe yang dihasilkan juga lebih baik.(mmh)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arma Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper