JAKARTA –-Pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Bogor yang sempat longsor beberapa waktu lalu terjadi karena tidak disertai dengan rekayasa teknologi.Padahal kondisi alam serta tanah tempat dibangunnya proyek senilai Rp1,2 triliun tersebut cukup liar dan mudah bergerak akibat keberadaan clayshale (batu lempung) yang tidak dapat menyerap air atau terkena panas.Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan bila batu lempung tersebut terdegradasi akibat terekspose mata air maka akan melunak yang menyebabkan lapisan atasnya mudah bergerak, sementara bila terkena panas akan retak-retak.“Oleh karena itu tanahnya menjadi longsor. Apalagi pada saat pembangunan tidak disertai rekayasa teknologi,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Panitia Kerja (Panja) Hambalang di Gedung DPR , Selasa (10/7/2012).Menurutnya, hal serupa sebetulnya sudah pernah terjadi pada saat dia melakukan penelitian di kawasan tersebut pada 2002 telah terjadi pergerakan tanah yang mengakibatkan sekitar 70 rumah longsor.“Sebetulnya lokasi ini sudah berada pada zona merah dengan kerentanan pergerakan yang tinggi. Karena jika lahan terkena air akan cepat jadi bubur, sehingga bangunan yang ada di atas lapisan lahan akan mudah tergelincir,” tuturnya.Surono mengatakan sifat dasar tanah Hambalang dengan jenis batu lempung tersebut sudah tidak lagi dapat di ubah. Oleh karena itulah, perlu adanya rekayasa teknologi untuk memproteksi bangunan terhadap ancaman longsor.Selain itu juga membangun saluran drainase dan subdrain sehingga air yang mengalir tidak mengenai konstruksi bangunan yang ada. Sementara untuk lokasi yang belum terbangun perlu adanya peninjauan ulang dan proses monitoring terhadap pergerakan tanah serta tinggi muka air.Guru Besar Universitas Parahyangan Paulus P. Raharjo mengatakan daerah yang berada di atas bebatuan lempung tersebut dapat dibangun dengan menggunakan rekayasa teknologi yang selasar dengan lingkungan sehingga aman dan dapat bertahan hingga 50 tahun.“Perencanaan sebelumnya tidak sempurna dan harus disempurnakan saat ini. harus ada rekayasa teknologi yang selaras dengan lingkungan karena alam di sini memang sudah tidak bisa diubah,” ujarnya dalam kesempatan sama.Hal demikian, sambungnya, sudah pernah dilaksanakan pada saat pembangunan perumahan di kawasan Sentul, Bogor. “Perumahan dibangun di posisi yang sama, dan selamat karena menggunakan rekayasa teknologi,” katanya. (bas)
PROYEK HAMBALANG: Di Atas Tanah Lempung, Rawan Longsor
JAKARTA –-Pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Bogor yang sempat longsor beberapa waktu lalu terjadi karena tidak disertai dengan rekayasa teknologi.Padahal kondisi alam serta tanah tempat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Andhina Wulandari
Editor : Aang Ananda Suherman
Topik
Konten Premium