JAKARTA: Pagi ini, Jumat 23 Maret 2012, sejumlah pesan masuk ke telepon seluler yang memberitahu seorang perempuan tangguh bernama Ditta Amahorseya menghembuskan nafas terakhir.
Ditta yang menjabat sebagai Corporate Affair Head of Citibank Indonesia meninggal di New York dinihari tadi ketika akan menjalani terapi terhadap penyakit jantung yang dideritanya.
Putri dari Leo Amahorseya dan Samiati Alisjahbana itu menderita marfan's syndrome, kelainan pada dinding aorta, pembuluh darah terbesar yang mendistribusikan darah ke seluruh tubuh.
Kelainan jantung bawaan yang bersumber dari faktor genetik tersebut baru diketahui perempuan kelahiran Jakarta pada 4 Desember 1961 tersebut ketika usianya 11 tahun.
Pada 1990, ketika mengambil gelar master di Boston University, Amerika Serikat, Ditta untuk pertama kalinya terkena serangan jantung.
Sosok Ditta adalah wanita yang hangat dan dalam banyak hal membuka diri terhadap sejumlah masukan terkait perkembangan isu perbankan yang terbaru.
"Kamu ada saran tema apa yang sebaiknya diangkat kalau Citibank ingin mengadakan training atau acara dengan wartawan," tanyanya kepada wartawan yang biasa meliput perbankan.
Lain waktu, Ditta mojok dengan sejumlah wartawan untuk bergosip mengenai isu-isu ringan maupun berat di perbankan.
Ketika kasus Malinda Dee dan Irzen Okta meledak ke permukaan, dia mengaku harus kerja keras untuk membenahi citra Citibank yang mengalami gelombang pemberitaan buruk.
"Wah saya kalau baca koran dan lihat TV selalu mikir ini ada apa lagi. Saya sampai pusing," ujar Ditta sambil tersenyum ketika memberikan penjelasan mengenai kasus tersebut.
Dua bulan lalu, cucu dari sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana itu meninggalkan kalimat yang tak mudah saya lupakan. “Tetap semangat, ya Nir,” katanya.
Selamat jalan, Mbak Ditta. (Bsi)