Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng butuh beras impor untuk penguatan stok

SEMARANG: Bulog Jateng menilai impor beras perlu dilakukan untuk penguatan stok katahanan pangan menyusul belum optimalnya penyerapan beras petani akibat rendahnya harga pembelian pemerintah (HPP). Kepala Bulog Divre Jawa Tengah Hari Susetyo mengatakan

SEMARANG: Bulog Jateng menilai impor beras perlu dilakukan untuk penguatan stok katahanan pangan menyusul belum optimalnya penyerapan beras petani akibat rendahnya harga pembelian pemerintah (HPP). Kepala Bulog Divre Jawa Tengah Hari Susetyo mengatakan penyerapan beras petani masih belum optimal, karena HPP yang rendah sehingga petani dan mitra Bulog memilih menjual beras ke pasar. “Impor beras diperlukan, guna penguatan stok. Penyerapan beras petani belum optimal, karena HPP yang masih rendah,” katanya, kemarin. Seperti diketahui, pada September lalu beras impor asal Vietnam mulai masuk di Kabupaten Kudus, untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di daerah ini. Rencana pengiriman beras tahap pertama sebanyak 2.750 ton hingga kini baru diterima sebanyak 600 ton (Bisnis Jateng 16 September 2011). Padahal, Gubernur Jateng Bibit Waluyo usai memimpin rakor pangan, di gedung pertemuan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Jateng, di Tarubudaya, Ungaran beberapa waktu lalu memprediksikan Jateng mengalami surplus beras pada 2011 sebesar 3,1 juta ton, sementara pada 2010 surplus beras di wilayah ini tercatat sebesar 2,9 juta ton. Menanggapi hat tersebut, Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih mengatakan beras impor tidak seharusnya masuk ke Jateng, mengingat data surplus beras yang mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di wilayah ini. Namun, lanjut dia data surplus beras ini juga harus diimbangi dengan monitoring di lapangan, bagaimana distribusinya, apakah untuk memenuhi kebutuhan lokal atau justru di jual ke luar daerah. “Ini masih akan kami koordinasikan dengan pihak terkait, tidak semestinya demikian. Jateng surplus beras yang artinya kebutuhan seharusnya dapat dipenuhi dari produksi lokal, bukan dari beras impor,” katanya.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rachman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper