Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis kartu pembiayaan cukup atraktif

JAKARTA: Penetrasi bisnis kartu pembiayaan cukup aktraktif dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan akselerasi indutri tersebut untuk melakukan jualan. PT BNI Syariah sebagai pemain baru memimpin pasar dalam industri itu.General Manager Kartu Pembiayaan

JAKARTA: Penetrasi bisnis kartu pembiayaan cukup aktraktif dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan akselerasi indutri tersebut untuk melakukan jualan. PT BNI Syariah sebagai pemain baru memimpin pasar dalam industri itu.General Manager Kartu Pembiayaan BNI Syariah Iwa Kustiwa menyampaikan bisnis kartu pembiayaan atau kartu kredit bagi bank konvensional, semula dianggap sebagai wilayah abu-abu, sehingga sedikit bank syariah yang masuk pada bisnis tersebut."Sebenarnya kunci kartu pembiayaan adalah kehati-hatian dalam menjalankan prinsip syariah. Jangan sampai memberikan kartu kepada orang yang penghasilan tidak tetap atau rendah," ujarnya pada akhir pekan.Selain itu, sambungnya, prinsip komisi bulanan (monthly fee) jika berlebihan harus dikembalikan kepada nasabah, sehingga turut merasakan untung dari interaksi bisnis tersebut. Kartu pembiayaan berbeda dengan kartu kredit dalam menetapkan imbal hasil. Dalam kartu pembiayaan terlebih dulu dikenakan monthly fee, misal BNI Syariah sebesar 2,9%.Adapun kartu kredit bank konvensional akan dikenakan jika terjadi tunggakan utang dalam transaksi kartu kredit. Iwa mengutarakan saat ini transaksi kartu pembiayaan cukup atraktif. BNI Syariah saja, sambungnya, sampai dengan September saja mencapai Rp300 miliar, padahal target yang ditetapkan sekitar Rp235 miliar dari tahun lalu Rp90 miliar.Sementara itu, lanjutnya, penjualan kartu pembiayaan (Khasanah Card) sudah mencapai 50.000 kartu, naik 100% jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu 25.000 kartu."Target kami memang 100% dari tahun sebelumnya, karena bisnis ini baru mulai. Jadi tren permintaan bakal tinggi. Tahun depan penjualan kartu kami target bisa mencapai 150.000 kartu dengan sale volume Rp560 miliar," ujarnya. (tw) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Nadya Kurnia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper