Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hengkang dari 13 Negara, ISS Akan Pangkas 100.000 Tenaga Kerja Secara Global

Chief Executive Officer ISS Jeff Gravenhorst mengatakan perusahaan ingin fokus untuk mendapatkan pangsa yang lebih besar pasar global yang bernilai US$400 miliar dengan mitra-mitra utama, termasuk pelanggan korporat terbesar. Kerjasama tersebut menyumbang 46% pertumbuhan organik perusahaan.
Kendaraan operasional ISS/web
Kendaraan operasional ISS/web

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan jasa layanan terpadu, ISS A/S dari Denmark, berencana mengurangi sekitar 100.000 tenaga kerja, mewakili seperlima dari tenaga kerja globalnya setelah perusahaan keluar dari 13 negara.

Chief Executive Officer ISS, Jeff Gravenhorst mengatakan perusahaan ingin fokus untuk mendapatkan pangsa yang lebih besar pasar global yang bernilai US$400 miliar dengan mitra-mitra utama, termasuk pelanggan korporat terbesar. Kerja sama tersebut menyumbang 46% pertumbuhan organik perusahaan.

Dilansir Bloomberg, ISS akan menghentikan operasionalnya di sebagian besar negara emerging markets, termasuk di Asia dan Eropa Timur. Pada saat yang sama, ISS ingin meningkatkan kerja sama bisnis dengan perusahaan utama seperti bank-bank global.

13 negara tersebut hanya mewakili 12% dari pendapatan grup ISS, dan 8% dari laba operasional perusahaan. 13 negara tersebut antara lain Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei, Brasil, Chili, Israel, Estonia, Republik Ceko, Hungaria, Slovakia, Slovenia dan Rumania. Setelah meninggalkan pasar tersebut, tenaga kerja ISS akan menyusut menjadi sekitar 390.000 orang.

Perusahaan yang berbasis di Kopenhagen ini memperkirakan pertumbuhan organik untuk meningkat 4% hingga 6% per tahun "dalam jangka menengah," dari 1,5%-3,5% yang diperkirakan pada 2018.

ISS, yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Eropa, mengambil langkah drastis setelah sahamnya merosot sekitar 18% tahun ini, sebagian karena spekulasi hedge fund terhadap perusahaan.

Strategi baru ini juga muncul setelah tanda-tanda bahwa beberapa analis mulai mempertanyakan prospek ISS. Meskipun sebagian besar positif, Goldman Sachs bulan lalu mengatakan kepada klien untuk mulai menjual saham ISS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper