Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komunike KTT G20 Dinilai Tak Hanya Untungkan AS

Pernyataan bersama (komunike) yang dihasilkan dari KTT negara kelompok 20 (G20) dinilai lemah, kendati menjadi kemenangan bagi sistem perdagangan multilateral.
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersamalan dengan Presiden Argentina Mauricio Macri/Official G20 Argentina 2018
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersamalan dengan Presiden Argentina Mauricio Macri/Official G20 Argentina 2018

Bisnis.com, JAKARTA—Pernyataan bersama (komunike) yang dihasilkan dari KTT negara kelompok 20 (G20) dinilai lemah, kendati menjadi kemenangan bagi sistem perdagangan multilateral.

Menurut Thomas Bernes, seorang mitra senior Center for International Governance Innovation di Kanada, hasil akhir KTT G20 yang ke-13 tersebut memperlihatkan kemenangan agenda proteksionisme yang diusung AS.

“Ini merupakan pernyataan terlemah yang kita miliki terkait perdagangan. Ke-19 negara lainnya memilih untuk mengubur perbedaan dan menghasilkan komunike lemah, yang menimbulkan pertanyaan terkait kemampuan mereka memperlihatkan sikap kepemimpinan,” ujar Bernes, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (1/12/2018).

Adapun, setelah melewati perundingan alot untuk menyusun komunike, beberapa pejabat yang hadir dalam KTT menyampaikan bahwa tercapainya komunike saja sudah memberikan hasil yang baik untuk KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, yang berakhir pada Sabtu (1/12/2018).

Pasalnya, sulit sekali bagi penyusun berkas komunike untuk menyamakan pendapat terkait isu perdagangan, migrasi, dan perubahan iklim.

Dalam komunike tersebut, para pemimpin G20 menyadari pentingnya manfaat perdagangan multilateral. Namun, sistem perdagangan global saat ini dianggap sudah tidak relevan lagi dan harus diperbarui atau direformasi.

Pemimpin negara-negara terkaya di dunia tersebut pun berkomitmen untuk mereformasi badan dagang internasional, Organisasi Dagang Internasional (WTO). 

Nantinya, langkah yang diambil untuk mereformasi WTO akan didiskusikan lewat pertemuan pada Juni 2019 di Jepang.

Gedung Putih pun langsung mengklaim pencapaian tersebut sebagai kemenangan bagi keluhan-keluhan yang diutarakan Presiden AS Donald Trump selama ini terkait praktik perdagangan multilateral.

“Tambahan mengenai penjelasan keputusan Trump untuk keluar dari Kesepakatan Iklim Paris Agreement juga sangat diterima oleh AS,” kata seorang pejabat AS.

Adapun selaku tuan rumah, Presiden Argentina Mauricio Macri menilai reformasi WTO memang diperlukan untuk menjaga “perdagangan yang adil, permainan yang adil”, seperti yang biasa digaungkan Trump.

Namun demikian, tidak semua pihak menilai bahwa komunike tersebut merupakan kemenangan bagi Washington.

“Dari pandangan saya, ini adalah kemenangan bagi multilateralisme,” kata Wakil Menkeu Brazil Marcello Estevao.

Sementara itu, penyusun komunike dari Rusia Svetlana Lukash juga menyebut komunike tersebut merupakan “kesuksesan besar” bagi seluruh pihak dan memperlihatkan bahwa lima hari penyusunan komunike tidak berakhir sia-sia.

“[KTT] terselamatkan. Dengan tercapainya komunike saja, kita sudah sukses,” tuturnya.

Adapun menurut seorang sumber yang mengerti jalannya diskusi, hilangnya kata “proteksionisme” dari komunike tersebut bukanlah sesuatu yang mengejutkan karena negara-negara G20 telah banyak yang meningkatkan hambatan dagang sejauh ini.

“Selain itu, perunding dari China dan Eropa juga mendorong agar pentingnya reformasi WTO dimasukkan ke dalam komunike, jadi ini bukan kemenangan untuk pihak AS saja,” tuturnya.

Selain mengenai perdagangan, para pemimpin G20 juga menyambut baik pertumbuhan ekonomi gobal yang kuat pada tahun ini, kendati laju pertumbuhannya mulai tidak merata di setiap negara karena risiko geopolitik dan kerentanan keuangan mulai tampak menjadi nyata.

“[Kebijakan fiskal] harus dibangun untuk dapat menyangga berbagai risiko ketika dibutuhkan, harus fleksibel dan ramah terhadap pertumbuhan, sambil menjaga utang publik di jalur berkelanjutan,” tulis komunike tersebut.

Adapun Presiden Perancis Emmanuel Macron menilai pertemuan G20 sangatlah penting di tengah-tengah kondisi global seperti ini. Dia menilai, ketiadaan pertemuan seperti KTT G20 akan menimbulkan perang dagang, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin menilai komunike yang dihasilkan kemarin sangat berguna kendati masih sangat umum.

PM Kanada Justin Trudeau. menambahkan, selama bertahun-tahun forum G20 telah memperlihatkan nilainya karena para pemimpin negara industri tersebut selalu mengupayakan untuk membangun dunia yang lebih stabil dan sejahtera.

“Ketika neagra-negara ekonomi utama dunia berkumpul dan berkomitmen untuk bekerja sama menyelesaikan isu besar, itu hal yang bagus,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper