Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan intensitas gempa susulan di Sulawesi Tengah (Sulteng)semakin menurun sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
"Gempa-gempa susulan terjadi karena lempeng bumi mencari keseimbangan sistem sesar dan antarlempeng," katanya dalam jumpa pers terkait penanganan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (5/10/2018).
Ia menambahkan hingga Jumat pukul 06.00 WIB, telah terjadi 437 gempa susulan. Dia memperkirakan gempa susulan akan terus terjadi dengan intensitas menurun, bisa jadi mencapai 1.000 kejadian.
Hingga Kamis (4/10) pukul 21.00 WITA, korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Sulteng mencapai 1.424 orang. Sebanyak 1.551 korban meninggal telah dimakamkan.
"Jumlah korban meninggal dunia yang tim pencarian dan pertolongan temukan kemarin 103 orang. Data masih bisa berubah dan bergerak karena pencarian masih terus dilakukan," jelasnya.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.
Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian Utara, Mamuju bagian Utara dan Kota Palu bagian Barat.
BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB.