Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Malaysia (MACC), Shukri Abdull mengakui bagaimana dia diancam, bahkan pernah dikirimi sebuah peluru saat menangani skandal korupsi 1MDB pada 2015.
Shukri menyatakan hal itu setelah mantan PM Malysia Najib Razak tiba di kantor MACC atas perintah untuk memberikan keterangan terkait transfer dana sebesaar US$10,6 juta yang mencurigakan kepada rekening pribadinya.
Shukri mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah memerintahkan Najhib untuk mendatangani kantor MAAC untuk mencatatkan pernyataannya, tidak untuk ditahan atau menuntutnya.
Tindakan MACC tersebut merupakan awal dari penyelidikan baru atas dugaan pencurian uang negara senilai miliaran dolar AS dari perushaan milik negara 1MDB.
Skandal itu memanas dalam tiga tahun terakhir dan menjadi sasaran utama pihak lawannya dalam kampanye negatif sehingga membuatnya kalah pada Pemilu 9 Mei lalu.
Baca Juga
“Kami memiliki sumber intelijen bahwa kami akan ditahan dan dibungkam karena saya dituduh menjadi bagian dari konspirasi untuk menjatuhkan pemerintahan,” ujar Shukri dalam keterangannya kepada wartawan sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (22/5/2018).
Dia mengatakan pihaknya ingin mengembalikan uang negara yang telah dicuri dari negaranya. Selain dituduh menjatuhkan pemerintahan dia juga dituduh sebagai pengkhianat negara.
Sejak kehilangan kekuasaan, Najib dan isterinya, Rosmah Mansor dilarang bepergian ke luar negeri. Polisi juga telah menggeledah kediamannya terkait dugaan keterlibatannya dalam skandal korupsi tersebut.
Najib secara konsisten membantah tuduhan korupsi sejak skandal 1MDB merebak pada 2015. Tetapi dia memecat Jaksa Agung dan sejumlah pejabat MACC untuk menghentikan penyelidikan atas kasus tersebut.
Najib berkilah dana yang dia terima sebanyak US$681 juta ke rekening pribadinya tersebut merupakan sumbangan dari Kerajaan Arab Saudi.