Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Ekspor Minyak Kelapa Sawit ke China Ditambah 500.000 Ton

Presiden Joko Widodo meminta volume ekspor minyak kelapa sawit ke China ditambah hingga 500.000 ton dari volume ekspor saat ini yang mencapai 2 juta ton.
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, BOGOR -- Presiden Joko Widodo meminta volume ekspor minyak kelapa sawit ke China ditambah hingga 500.000 ton dari volume ekspor saat ini yang mencapai 2 juta ton.

Presiden Jokowi mengungkapkan China merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk dan komoditas Indonesia jika dilihat dari populasinya yang mencapai 1,37 miliar jiwa.

"Tadi saya menekankan pentingnya peningkatan ekspor Indonesia ke China dan disambut sangat baik oleh Perdana Menteri (PM) Li Keqiang untuk membuka hubungan bagi masuknya produk minyak kelapa sawit, sarang burung walet, kopi, dan buah-buah seperti manggis, buah naga, dan salak," katanya di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (7/5/2018).

Dari permintaan tersebut, Jokowi menambahkan Li menyatakan kesanggupannya untuk meningkatkan impor 500.000 ton minyak kelapa sawit dari Indonesia.

"Saya dan Jokowi mendiskusikan berbagai hal-hal penting untuk kerja sama Indonesia-China, misalnya meningkatkan ekspor produk-produk olahan dan agrikultur dari Indonesia," sebut Li.

Lebih lanjut, dia menerangkan pihaknya akan mempertimbangkan permintaan Jokowi untuk menambah impor minyak kelapa sawit tersebut. Menurut Li, konsumsi minyak kelapa sawit di China tidak lebih dari 5 juta ton sehingga saat ini permintaan tersebut tengah dikoordinasikan dengan lembaga terkait untuk dipastikan.

Sebagai gantinya, dia menginginkan adanya kelonggaran impor jeruk mandarin dari China.

“Saya juga berharap di Indonesia bisa tingkatkan impor jeruk mandarin. Kami pastikan bahwa standar dan kuaitas jeruk mandarin itu sesuai dengan kualitas Indonesia,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper