Bisnis.com, JAKARTA -- Para peretas menyerang sejumlah jaringan di beberapa negara, termasuk sebuah pusat data di Iran.
Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi (TI) Iran menyatakan para peretas meninggalkan gambar bendera AS di layar dengan sebuah peringatan yang berbunyi: Jangan mengganggu Pemilu kami!
"Serangan siber itu mempengaruhi 200.000 router di seluruh dunia dalam serangan yang sangat luas, termasuk 3.500 router di negara kami," demikian disampaikan Kementerian Komunikasi dan TI Iran, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (8/4/2018).
Serangan siber itu menyerang provider layanan internet dan memutus akses jaringan para pengguna.
Peretasan tersebut terjadi karena adanya celah di router dari Cisco, perusahaan penyedia layanan TI, yang sebelumnya sudah menyampaikan peringatan mengenai kerentanan tersebut. Cisco juga telah menyediakan patch untuk mengatasi celah tersebut, tapi banyak perusahaan yang gagal memasang patch tersebut.
Menteri Komunikasi dan TI Javad Azari-Jahromi mengungkapkan masih belum jelas siapa yang menjadi dalang peretasan tersebut. Menurutnya, serangan siber tersebut terutama menyerang jaringan di Eropa, India, dan AS.
"Sekitar 55.000 perangkat terdampak di AS dan 14.000 di China, sedangkan porsi perangkat yang terdampak di Iran adalah 2%," sebutnya.
Wakil Kepala Information Technology Organisation of Iran Hadi Sajadi mengklaim serangan siber tersebut sudah diatasi dalam hitungan jam dan tidak ada data yang hilang.