Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EFEK BREXIT: Inggris Berharap Ada Akses Bebas Jasa Keuangan

Pemerintah Inggris berharap bisnis di sektor jasa keuangan mendapatkan akses bebas di negara Uni Eropa lainnya setelah referendum atau Brexit. Permintaan itu rencananya akan dimasukkan dalam perundingan kedua kawasan yang akan digelar Maret mendatang.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Inggris berharap bisnis di sektor jasa keuangan mendapatkan akses bebas di negara Uni Eropa lainnya setelah referendum atau Brexit. Permintaan itu rencananya akan dimasukkan dalam perundingan kedua kawasan yang akan digelar Maret mendatang.

Menteri Brexit David Davis mengatakan, topik mengenai akses pada sektor jasa keuangan akan dibahas bersama dengan tema kesepakatan perdagangan bebas. Menurutnya, jasa keuangan merupakan bagian yang tak terpisah dari kesepakatan perdagangan bebas yang akan dijalin kedua kawasan setelah berpisah.

“Saya pikir prinsip-prinsip dalam kesepakatan pada barang dan jasa, juga dapat diterapkan dalam jasa keuangan. Sejumlah kerja sama ekonomi yang ada saat ini perlu dipertahankan guna menekan risiko di kedua kawasan,” kata Davis, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/1/2017).

Namun demikian, rencana Inggris tersebut mendapat tentangan dari Pemerintah UE. Hal itu terlihat dari tanggapan perwakilan Brexit untuk UE yakni Michael Barnier. Dia mengaku tidak mengetahui bahwa akses bebas sektor jasa keuangan akan dimasukkan dalam salah satu topik perundingan pada Maret 2018.

Sebelumnya, para pebisnis Negeri Raru Elizabateh memberikan ultimatum kepada Pemerintah Inggris untuk segera memberikan kepastian terkait nasib kerja sama kedua negara pasca-Brexit.

Presiden Confederation of British Industry Paul Dreschsler meminta kepada Pemerintah Negeri Ratu Elizabeth untuk tidak berlarut-larut dalam proses negosiasi Brexit dengan UE. Dia bahkan menjuluki proses negosiasi antara London dan Brussels sebagai opera sabun.

“Saya menjadi teringat dengan pertunjukan opera sabun dengan episode yang berubah setiap waktunya. Namun, kita tak mendapat apa-apa dari situ,” katanya.

Dreschsler mengakui bahwa perundingan Brexit memang telah membahas sejumlah topik besar. Akan tetapi, dia merasa perundingan tersebut dibiarkan tanpa mendapatkan hasil yang menciptakan kepastian bagi pebisnis, karena dibiarkan mengambang begitu saja.

Dia khawatir, kondisi itu akan bertahan hingga Maret 2019 atau batas akhir perundingan Brexit. Apabila hal itu terjadi, maka Inggris dan UE tidak akan mendapatkan kepastian apapun atau dengan kata lain menimbulkan situasi yang disebut ‘hard Brexit’.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper