Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Marah

Presiden AS Donald Trump melontarkan serangkaian cuitan penuh kemarahan mengenai 'kesalahan' Hillary Clinton dan partai Demokrat, serta penyelidikan tentang dugaan campur tangan Rusia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato perdananya di hadapan kongres Negeri Paman Sam, Rabu (1/3/2017)./Reuters-Jim Lo Scalzo
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato perdananya di hadapan kongres Negeri Paman Sam, Rabu (1/3/2017)./Reuters-Jim Lo Scalzo

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump melontarkan serangkaian cuitan penuh kemarahan mengenai 'kesalahan' Hillary Clinton dan partai Demokrat, serta penyelidikan tentang dugaan campur tangan Rusia.

Kemarahan itu dilontarkannya di tengah-tengah laporan bahwa pihak berwenang kemungkinan akan melakukan penahanan pertama terkait kasus kolusi dengan Rusia.

Trump bersikeras bahwa tuduhan kolusi antara tim kampanyenya dan Rusia adalah 'palsu' dan tak ubahnya 'perburuan tukang sihir.'

Donald Trump mengatakan bahwa partai Republik bersatu mendukung di belakangnya. Dia juga menuntut agar mereka mengambil langkah pembelaan.

Media memberitakan bahwa dakwaan pertama telah dilaporkan dalam penyelidikan yang dipimpin oleh Robert Mueller. Mantan kepala badan intelijen itu mengusut dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan 2016 untuk membantu kemenangan Trump.

Akan tetapi tidak ada rincian soal dakwaan tersebut karena sumbernya dikutip dari pohak yang tidak mau disebutkan namnya sebagimana dikutip Reuters, Senin (30/10/2017).

Sekitar satu jam setelah mengeluarkan cuitannya yang pertama, Trump kemudian mencuit lagi: "Semua perbincangan soal 'Rusia' ini terjadi saat (politisi partai) Republik mendorong (UU) Reformasi dan Pemangkasan Pajak. Apakah ini kebetulan? TIDAK!"

Warganet kemudian segera bereaksi dan menuduh Trump berusaha mengalihkan perhatian dari penyelidikan Rusia dengan berbicara mengenai kurangnya sorotan pada Hillary Clinton. Wanita itu merupakan lawan politik yang dikalahkannya di pemilihan presiden hampir setahun yang lalu.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper