Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rencana Pemprov Jawa Tengah untuk Sektor Ketahanan Pangan

“Untuk Jawa Tengah produk padi, jagung, kedele, cabe, bawang merah, kami oke [swasembada]. Tapi Jawa Tengah kan NKRI, maka kami dorong terus meningkatkan produksi, Bahkan bawang merah dari Brebes memberikan kontribusi 24% kebutuhan nasional,” kata Suryo di Semarang, Jumat (18/8/2017).
Buruh tani memanen jagung manis di lahan pertanian jagung Kadireso, Teras, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (31/7)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho
Buruh tani memanen jagung manis di lahan pertanian jagung Kadireso, Teras, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (31/7)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho

Kabar24com, SEMARANG -- Pemerintah jawa tengah bertekad menjadikan sektor pertanian sebagai sumber kesejahteraan masyarakat. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa tengah Suryo Banendro mengatakan saat ini secara kewilayahan seluruh produksi pangan di Jawa Tengah telah terpenuhi. Bahkan pihaknya telah melakukan ekspor ke mancanegara untuk 14 komoditas buah dan sayuran.

Selain ekspor, pemerintah Jawa tengah mendorong pasar baru dengan melakukan penjualan lintas wilayah. Saat ini untuk cabai pihaknya diminta oleh pemerintah Sumatera Barat untuk menyuplai wilayah itu. Demikian juga dengan produk lainnya.

“Untuk Jawa Tengah produk padi, jagung, kedele, cabe, bawang merah, kami oke [swasembada]. Tapi Jawa Tengah kan NKRI, maka kami dorong terus meningkatkan produksi, Bahkan bawang merah dari Brebes memberikan kontribusi 24% kebutuhan nasional,” kata Suryo di Semarang, Jumat (18/8/2017).

Hendro menambahkan saat ini dengan menggandeng PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng)  pihaknya masuk pada segmen produk turunan. Tidak lagi sebatas produk segar buah dan sayuran.

“Minimal kami bantu sentra-sentra UMKM sehingga dapat menghasilkan minimal produk tepung,” katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Tengah(BPS), ekspor kumulatif Januari-Juli 2017 mencapai US$ 3,35 miliar atau naik 8,87% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$3,08 miliar. Dari jumlah ini tekstil dan barang  tekstil 942,06%), kayu dan barang dari kayu (16,35%), serta bermacam barang hasil pabrik (11,12%) merupakan tiga kelompok komoditas utama yang mempunyai nilai ekspor tertinggi selama periode Januari-Juli 2017. 

Nilai ekspor untuk ketiga kelompok komoditas ini pada bulan Juli 2017 masing-masing sebesar US$ 228,58 juta, US$ 74,82 juta, dan US$ 43,39 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper