Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Facebook Akhirnya Masuk ke China, Ini Caranya

Facebook Inc. secara diam-diam berhasil menemukan cara baru untuk masuk ke China dengan cara meluncurkan aplikasi media sosial menggunakan nama yang berbeda dengan yang dijual secara global.
Facebook/Antara
Facebook/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Facebook Inc. secara diam-diam berhasil menemukan cara baru untuk masuk ke China dengan cara meluncurkan aplikasi media sosial menggunakan nama yang berbeda dengan yang dijual secara global.

Aplikasi tersebut dinamai Colorful Ballons. Menurut salah satu sumber yang enggan disebut namanya, media sosial yang digunakan untuk berbagi foto tersebut sejatinya telah dilepas ke pasar Negeri Panda pada Mei lalu. Adapun, kabar tersebut pertama kali dipaparkan oleh New York Times.

Namun demikian, Facebook sendiri enggan memberikan rinician mengenai kapan pertama kali aplikasi tersebut didistribusikan di China. Seperti diketahui, Facebook gagal menguasai pasar China setela diblokir oleh pemerintah negara tersebut pada 2009.

Sebelumnya, perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg tersebut memang terus berusaha masuk ke China. Facebook merasa, ambisinya untuk menguasai pasar media sosial dunia akan sulit tercapai jika gagal menguasai pasar China.

"Kami telah lama mengatakan bahwa kami tertarik dengan China, dan menghabiskan waktu untuk memahami dan belajar lebih banyak tentang negara tersebut dengan cara yang berbeda. Fokus kami sekarang adalah membantu bisnis dan pengembang China memperluas usahanya di luar China dengan menggunakan platform iklan kami," kata perusahaan tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (13/8/2017).

Upaya Facebook untuk masuk ke China memang tak tanggung-tanggung. Zuckerberg sendiri berkali-kali berusaha merayu Pemerintah China untuk menerima Facebook untuk bersaing bersama dengan produk buatan perusahan lokal Tencent Holdings Ltd. Dia bahkan rela belajar bahasa Mandarin dan mempromosikan secara gratis buku yang dibuat oleh Presiden China Xi Jinping.

Adapun, pihak berwenang China baru-baru ini terus menggencarkan aksi sensor terhadap sejumlah platform media sosial. Pemblokiran bahkan dilakukan pada sebagian fasilitas yang terdapat pada aplikasi pesan singkat Whatsapp pada pertengahan Juli lalu. Pemblokiran dilakukan dengan membatasi aktivitas pengiriman foto, video dan teks yang dilakukan oleh penduduk China.

Selain itu pada pekan lalu, regulator keamana siber Negeri Tembok Besar juga telah melakukan penyelidikan mendalam ke aplikasi buatan perusahaan lokal seperti Tencent, Baidu Inc dan Weibo Corp.  Ketiga perusahaan itu diduga melakukan pelanggaran keamanan siber dengan idak mengindahkan proses filterisasi terhadap informasi yang masuk ke penduduk China.

Aplikasi buatan ketiga perusahaan tersebut, diduga telah menjadi medium untuk mendistribusikan informasi mengenai terorisme, kekerasan, berita palsu dan pornografi. Hal itu dinilai Beijing mengancam keamanan nasional.

Kebijakan itu membuat saham perusahaan-perusahaan tersebut turun, salah satunya Tencent yang turun 4% pada penutupan perdagangan Jumat (11/8) lalu. Meskipun demikian para nalis menilai bahwa sentimen itu tidak akan berlangsung lama karena Beijing masih memberikan perlindungan ekstra pada perusahaan media sosial lokal terhadap persaingan dengan perusahaan asing.

“Saya tidak melihat hukuman itu akan berdampak lama,” kata Yujie Li, analis RHB Research Institute.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper