Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris Diprediksi Ambil Sikap Pragmatis Dalam Perundingan Brexit

Inggris berpeluang mengambil sikap yang pragmatis dalam proses perundingan dengan Uni Eropa terkaInggris berpeluang mengambil sikap yang pragmatis dalam proses perundingan dengan Uni Eropa terkait Brexit pada Senin (19/6/2017), demi mengamankan proses soft Brexit.it Brexit pada Senin (19/6/2017), demi mengamankan proses soft Brexit.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, LONDON—Inggris berpeluang mengambil sikap yang pragmatis dalam proses perundingan dengan Uni Eropa terkait Brexit pada Senin (19/6/2017), demi mengamankan proses soft Brexit.

Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond mengatakan, sikap pragmatis itu dibutuhkan untuk menemukan solusi yang tepat bagi hubungan baru dari kedua kawasan tersebut. Dia mengatakan, bahwa Inggris harus bekerja sama dengan blok tersebut untuk memprioritaskan pekerjaan dan kemakmuran masyarakat dalam perundingan tersebut.

“Saat kita memasuki proses negosiasi. Kita akan melakukannya dengan semangat kerja sama yang tulus dan pendekatan yang pragmatis demi hubungan yang baru dengan Uni Eropa,” kata Dimmond, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/6/2017).

Komentar Hammond tersebut seolah menegaskan bahwa dia ingin membuat Inggris tetap ramah bagi para pebisnis, ketika negara tersebut meninggalkan Uni Eropa.

Namun, yang dikatakan oleh Hammond ini berbeda dengan pernyataan Perdana Menteri Theresa May pekan lalu. Dia mengancam akan meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan baru jika situasi perundingan tidak memberikan keuntungan yang maksimal bagi Inggris.

Dalam hal ini, May berpegang teguh pada prinsipnya untuk memberikan Inggris kontrol penuh atas pengendalian imigran, dalam proses perceraian dengan Uni Eropa.

Sementara itu, Hammond justru lebih menekankan pentingnya kepentingan pengusaha Inggris untuk mendapatkan pekerja terampil yag dibutuhkan, meskipun pekerja itu berasal dari luar Inggris.

Terbaru Airbus SA bahkan mengancam akan memindahkan pabrik baru mereka ke luar Inggris jika mereka menghadapi hambatan perdagangan atau larangan atas perekrutan pekerja Uni Eropa di Inggris sebagai dampak Brexit.

Adapun selama ini, para pebisnis Inggris terutama dari industri perbankan telah menjadikan Hammond sebagai sekutu utama, demi mempertahankan keuntungannya dalam berbisnis di Negeri Ratu Elizabeth.

Namun, perbedaan pandangan Hammond yang mencolok dengan May, membuat para pelaku bisnis tersebut khawatir dia akan dicopot dari posisinya saat ini.

Hammond sendiri dijadwalkan akan memberikan pidato pada Rabu (14/6/2017). Namun, agenda itu dibatalkan karena adanya insiden kebakaran besar di sebuah apartemen di London.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper