Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan HTI di Banyuasin dan Muba Siaga Perangi Api

Antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun 2016 gencar dilakukan. Segenap pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat dan daerah, lembaga swadaya masyarakat, akademisi hingga para pelaku bisnis bahu-membahu agar petaka karhutla tahun 2015 tak terulang lagi.
Apel siaga
Apel siaga

Kabar24.com, JAKARTA - Antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun 2016 gencar dilakukan. Segenap pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat dan daerah, lembaga swadaya masyarakat, akademisi hingga para pelaku bisnis bahu-membahu agar petaka karhutla tahun 2015 tak terulang lagi.

Menurut data satelit NOAA, pada 2016 titik api di wilayah Indonesia turun 82,14% dibandingkan tahun 2015. Sementara luas area kebakaran turun 83,2%, dari mencapai 2.611.411 hektar (2015) menjadi 438.360 hektar (2016). Jumlah hari tanggap darurat yang semula 151 hari pada 2015, menjadi nol pada 2016.

Salah satu provinsi yang terkena dampak paling parah pada karhutla 2015 lalu adalah Sumatera Selatan. Untuk itulah, pencegahan karhutla di wilayah ini terus menerus digalakkan. Ini ditunjukkan dengan digelarnya Apel Siaga di dua kabupaten di Sumsel, yaitu Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba) pada tanggal 7 & 8 Februari 2017.

Apel Siaga ini sekaligus menindaklanjuti Rapat Koordinasi Khusus yang dipimpin oleh Presiden Jokowi di Istana Negara (23/01) tentang pengendalian karhutla yang meliputi wilayah Provinsi Jambi, Riau, Sumsel, Kalbar, Kalsel dan Kaltim.

Pemprov Sumsel bergegas merespon dengan mengadakan rapat koordinasi di Mapolda Sumsel (24/01), dihadiri oleh Gubernur, Kapolda, dan Danrem 44 Garuda Dempo. Forum tersebut bersepakat mengambil langkah-langkah kongkret untuk kesiapsiagaan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di lapangan.

Acara yang bertajuk ‘Siaga Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan 2017’ ini dihadiri para Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) masing-masing kabupaten, mulai dari Bupati, Kapolres, hingga Dandim.

Di Kabupaten Banyuasin, para Bupati Banyuasin dan rombongan mengecek kesiapan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) yaitu PT. Sumber Hijau Permai dan PT. Tri Pupajaya dalam mengantisipasi karhutla.

Peninjauan lapangan dilakukan melalui pengamatan dari udara pada (07/02). Pemantauan lingkungan ini dilakukan untuk melihat adanya ancaman terjadinya karhutla di sekitar areal konsesi berupa kegiatan illegal logging, perambahan areal dan perburuan satwa liar.

Esoknya (08/02) di Kabupaten Muba, Bupati Muba beserta rombongan melakukan pengecekan terhadap dua perusahaan HTI yaitu PT. Bumi Persada Permai dan PT. Rimba Hutani Mas.

Perusahaan HTI di atas merupakan mitra usaha Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, dimana sejak tahun 2013 menerapkan Forest Conservation Policy, dimana APP berkomitmen kuat untuk hanya menggunakan bahan baku yang berasal dari HTI berkelanjutan. Untuk itu, APP memastikan para mitra pemasoknya mematuhi kaidah yang ketat dalam beroperasi.

“Kami merasa perlu melaksanakan kegiatan ini, karena manajemen kami telah memproklamirkan program zero fire yang merupakan harga mati. Ini berlaku bukan hanya di wilayah Musi Banyuasin tetapi di seluruh wilayah dimana Perusahaan HTI kami berada.” demikian sambutan Direktur Regional Rimba Hutani Mas Muhammad Iksan.

Muhammad Iksan menambahkan bahwa kegiatan pencegahan telah diakukan dengan menyiapkan regu pemadam terlatih, sistem deteksi dini yang menggunakan teknologi mutakhir berupa pantauan hotspot, CCTV, drone, patroli darat, patrol dari ketinggian via Menara Api, dan patroli udara dengan menggunakan helikopter.

Di lapangan, perusahaan HTI ini juga telah menyiapkan beberapa sarana untuk mendukung pencegahan terjadinya karhutla, di antaranya rekayasa tata air berupa kanal blocking maupun pembangunan embung-embung untuk persediaan air pada saat musim kemarau.

Kesiapan Peralatan Pemadam Kebakaran (PBK) ditunjang dengan kekuatan personel yang memadai, terdiri dari Regu Pemadam Kebakaran (RPK) Inti, Personel Organik (terdiri dari karyawan dan mitra kerja) dan personel masyarakat binaan (tergabung dalam Kelompok Masyarakat Peduli Api/MPA).

Yang tak kalah penting adalah pencegahan dari segi sosial-ekonomi melalui penerapan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dengan cara memberdayakan masyarakat di sekitar area konsesi. Program DMPA menyasar warga untuk melakukan kegiatan ekonomi secara berkelanjutan, salah satunya melalui agroforestri (wanatani).

Keterlibatan seluruh elemen dan instansi dalam antisipasi karhutla pada tahun ini mutlak dibutuhkan. Hanya dengan sinergi dari segenap pihak, upaya bersama demi kepentingan bangsa ini akan mencapai hasil yang optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper