Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Harga Komoditas, Kinerja Ekspor Sumbar Diyakini Membaik

Kinerja ekspor Sumatra Barat tahun ini diyakini membaik menyusul mulai pulihnya harga komoditas sawit dan karet di pasar global. Dua komoditas itu memberikan kontribusi hingga di atas 90% terhadap total ekspor Sumbar.
Ilustrasi ekspor dan impor/Istimewa
Ilustrasi ekspor dan impor/Istimewa

Bisnis.com, PADANG—Kinerja ekspor Sumatra Barat tahun ini diyakini membaik menyusul mulai pulihnya harga komoditas sawit dan karet di pasar global. Dua komoditas itu memberikan kontribusi hingga di atas 90% terhadap total ekspor Sumbar.

Sepanjang tahun lalu, kinerja ekspor daerah itu mengalami penurunan sebesar 2,28% disumbang anjloknya harga komoditas sawit dan karet, meski volume ekspor mengalami kenaikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatatkan total ekspor yang keseluruhan berasal dari nonmigas sepanjang Januari-Desember sebesar US$1,70 miliar atau sedikit turun dari periode yang sama tahun sebelumnya US$1,74 miliar.

“Dibandingkan tahun sebelumnya, secara komulatif ekspor 2016 turun 2,28%. Sedangkan untuk bulan Desember saja dibandingkan Desember 2015 mengalami kenaikan 64,11%,” kata Dody Herlando, Kepala BPS Sumbar, Selasa (17/1/2017).

Selain itu, kinerja bulan Desember juga mengalami pertumbuhan signifikan dari bulan sebelumnya sebesar 11,63% atau dari US$164 juta menjadi US$194 juta.

Menurutnya, kian membaiknya harga komoditas sawit dan karet di penghujung tahun lalu dan di awal tahun 2017 akan berdampak meningkatkan kinerja ekspor Sumbar sepanjang tahun ini.

Kuncinya, imbuh Dody, masih di harga komoditas sawit dan karet, sebab dua komoditas tersebut menjadi penopang utama ekspor Sumbar.

Secara keseluruhan, CPO atau komoditas sawit masih menjadi kontributor terbesar ekspor daerah itu dengan porsi 68,91% atau total ekspor sebesar US$1,17 miliar, disusul karet yang porsinya mencapai 21,01% dengan nilai ekspor US$358 juta.

Adapun, harga komoditas sawit dan karet di tingkat petani juga sudah mengalami kenaikan. Di Kabupaten Dharmasraya misalnya, pembelian harga sawit di tingkat petani berkisar Rp1.400 – Rp1.600 per kg. Sedangkan karet dibeli di kisaran harga Rp12.500 – Rp13.000 per kg.

“Sekarang harga karet sudah cukup bagus. Harapan kami, harga ini bisa bertahan dan kalau bisa naik lagi,” kata Adi (33), petani karet di daerah itu.

Dia mengatakan harga komoditas karet di tingkat petani pernah mengalami kejatuhan hingga hanya Rp5000 per kg dalam beberapa tahun terakhir.

Puji Atmoko, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar meyakini mulai membaiknya harga komoditas di daerah itu akan mendongkrak kinerja ekspor Sumbar, sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kalau melihat situasi sekarang, tahun ini kami yakin lebih baik. Karena harga komoditas yang mulai pulih, juga pemulihan ekonomi yang mulai terlihat hasilnya,” ujarnya.

Meski begitu, dia mendorong pemerintah daerah memperluas investasi hilirisasi komoditi sawit dan karet untuk menciptakan nilai tambah, sehingga ketika harga komoditas di pasar global jatuh, bisa dialihkan ke industri dalam negeri.

Adapun, untuk tahun ini, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sumbar di kisaran 5,3% - 5,7%. Jauh lebih rendah dari target pemerintah daerah yang mematok angka pertumbuhan di kisaran 6,1%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper