Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terlalu Banyak Teori, Presiden Kritik Kurikulum SMK

Presiden Joko Widodo mengkritik kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan yang terlalu banyak berbicara teori dan bukan praktek.
Siswa merangkai alat penghemat bahan bakar untuk sepeda motor dalam Gelar Teknologi Sekolah Menengah Kejuruan 2015 di Denpasar, Bali, Jumat (8/5)./Antara-Nyoman Budhiana
Siswa merangkai alat penghemat bahan bakar untuk sepeda motor dalam Gelar Teknologi Sekolah Menengah Kejuruan 2015 di Denpasar, Bali, Jumat (8/5)./Antara-Nyoman Budhiana

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengkritik kurikulum sekolah menengah kejuruan atau SMK yang terlalu banyak berbicara teori dan bukan praktek. Presiden berjanji akan merombak total kurikulum tersebut.

Berbicara pada Forum Sarasehan 100 Ekonom, Selasa (6/12/2016), Kepala Negara menuturkan sudah semestinya kurikulum SMK menekankan siswa untuk pelatihan dan praktek, bukan berada di dalam kelas.

“Saya sampaikan vocational training harus besar-besaran kita ubah. Menurut saya, kesalahan SMK kita adalah harusnya pendidikan training 80% atau 70%, sisanya teori. Namun, yang terjadi sekarang hampir 70% normatif, yang berkaitan dengan pendidikan, PPKN, PMP, Sejarah, Bahasa Indonesia,” ujarnya.

Dia menambahkan saat ini pelatihan yang hanya memakan porsi 20% sangat jauh apabila dibandingkan dengan negara industri, seperti Jerman dan Korea Selatan. Menurut Presiden, perubahan total kurikulum memang tidak mudah tapi tetap harus dilakukan untuk mencapai sasaran sekolah kejuruan.

“Harusnya yang diperbanyak adalah guru, pelatih, untuk assembling otomotif, atau berikan training mengenai permesinan, penggunaan mesin terbaru. Di Jerman diajari membuat jendela, pintu, kemudian disertifikasi. Apalagi, mereka kalau saya lihat 50% berada di industri dan 50% disekolah. Ini yang tidak kita kerjakan,” kata Presiden.

Selain itu, tentang pelatihan vokasional. Jokowi mengemukakan Pemerintah akan menggalakkan kerja sama dengan dunia usaha melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tenaga kerja Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper