Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertama di Asia, Dato' Sri Tahir Jadi Eminent Advocate UNHCR

Badan PBB untuk urusan pengungsi (United Nation High Commisioner for Refugees/UNHCR) menobatkan Dato Sri Tahir sebagai eminent advocate, untuk membantu menyelesaikan persoalan pengungsi di seluruh dunia.
Dato Sri Tahir/Istimewa
Dato Sri Tahir/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA - Badan PBB untuk urusan pengungsi (United Nation High Commisioner for Refugees/UNHCR) menobatkan Dato’ Sri Tahir sebagai eminent advocate, untuk membantu menyelesaikan persoalan pengungsi di seluruh dunia.

Thomas Vargas, perwakilan UNHCR di Indonesia, mengatakan eminent advocate merupakan salah satu gelar paling bergengsi yang diberikan kepada para pendukung yang paling berpengaruh dalam masalah pengungsi.

Sebelum Tahir, dua tokoh dunia yang menerima status tersebut adalah Hamdi Ulukaya asal Amerika dan  Seikha Jawaher dari Uni Emirat Arab.

“Dato’ Sri Tahir merupakan orang pertama yang menerima gelar tersebut di kawasan Asia,” ujarnya, Rabu (23/11/2016).

Vargas berharap keberadaan dan dukungan Tahir terhadap persoalan pengungsi akan membawa pengaruh positif bagi tokoh lain untuk ikut terlibat.

Sampai saat ini sektor swasta memang menjadi sumber donor yang paling penting dalam upaya UNHCR menyelesaikan persoalan pengungsi. Kontribusinya mencapai sekitar 8% dari seluruh total kebutuhan dana di tahun 2015.

Dato’ Sri Tahir mengatakan, dia merasa bangga menjadi bagian dari eminent advocate UNHCR. Pendiri Mayapada Group ini berjanji akan menyumbangkan US$10 juta untuk mendukung pendidikan bagi anak-anak pengungsi di seluruh dunia.

Sebelumnya, Tahir sudah menggelontorkan US$4 juta, di mana setengah di antaranya dipakai untuk kampanye pengadaan penampungan bagi 2 juta pengungsi di seluruh dunia. Adapun sisanya dipakai untuk menyumbang pengungsi Suriah di Yordania baik secara langsung maupun melalui pemerintah Yordania.

Vargas menjelaskan, perpindahan penduduk secara terpaksa telah meningkat tajam dari beberapa dekade terakhir, di mana sebagian besar terjadi akibat krisis Suriah.

Selain itu, konflik lama yang belum terselesaikan juga turut meningkatkan jumlah pengungsi di seluruh dunia.

“Tanpa adanya peningkatan dana yang besar, jutaan orang menghadapi hidup tanpa tempat tinggal yang aman” tambahnya.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper