Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Pembunuhan Difabel Jepang Pernah Tawarkan Eutanasia Demi Perdamaian Dunia

Satu hari sebelum pelaku penyerangan di fasilitas penyandang difabel mencoba untuk menyerahkan sebuah surat kepada parlemen Jepang dan menawarkan untuk membunuh ratusan penyandang difabel, dia menulis sebuah cuitan di Twitter.
Tempat terjadinya serangan berdarah yang diduga dilakukan oleh Satoshi Uematsu/www.standard.co.uk
Tempat terjadinya serangan berdarah yang diduga dilakukan oleh Satoshi Uematsu/www.standard.co.uk

Kabar24.com, TOKYO— Satu hari sebelum serangan di fasilitas penyandang difabel, diketahui pelaku ternyata mencoba untuk menyerahkan sebuah surat kepada parlemen Jepang dan menawarkan untuk membunuh ratusan penyandang difabel, dia menulis sebuah cuitan di Twitter.

“Saya tidak tahu apakah ini hal yang benar tapi ini adalah satu-satunya cara,” cuitnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/7/2016)

Kurang dari enam bulan kemudian, Satoshi Uematsu (26) ditahan karena dicurigai menusuk dan menewaskan 19 orang serta melukai puluhan lainnya ketika sedang tidur di sebuah pusat untuk penyandang difabel tempatnya bekerja selama lebih dari tiga tahun hingga Februari.

Pihak kepolisian sejauh ini belum memberi komentar terkait aksi pembunuhan massal yang terjadi Selasa (25/7/2016) dan mengejutkan salah satu negara dengan jumlah tindak kejahatan terendah di dunia itu.

Informasi mengenai Uematsu masih dalam pengembangan tetapi wawancara dengan para tetanggan dan cuitan di akun Twitter menunjukkan bahwa dia merupakan seorang pemuda sopan yang kemudian menjadi terobsesi dengan orang-orang yang menjalani perawatan di Tsukui Yamayuri-En, sebuah fasilitas untuk orang-orang cacat baik secara mental maupun fisik di kota Sagamihara, sekitar 40 kilometer ke arah barat daya Tokyo.

Akihiro Hasegawa yang merupakan tetangga Uematsu selama delapan tahun mengatakan dia tidak melihat adanya keanehan pada diri pria tersebut.

“Dia selalu tersenyum ketika menyapa saya. Dia sangat berbudi dan sopan. Pria muda yang baik. “Mungkin akan lebih mudah jika ada peringatan tetapi tidak ada tanda-tanda sama sekali” kata Hasegawa (73).

Dia menduga pengalaman kerja Uematsu di pusat bantu bagi kaum difabel tersebut mungkin telah mempengaruhi pemikirannya.

Sebuah akun Twitter dengan nama Uematsu dan disebut digunakan olehnya mengindikasikan bahwa dia adalah seorang pria muda yang menyenangkan dan baik. Dia juga penggemar karaoke dan pesta pantai serta berniat untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.

“Saya sangat bahagia,” cuitnya di Twitter pada 29 Juni lalu dengan sebuah foto yang tampaknya diambil di pernikahan seorang temannya.

Uematsu menarik perhatian otoritas pada Februari lalu setelah dia mengatakan bahwa dia bisa melenyapkan 470 penyandang difabel.

"Saya sepenuhnya menyadari ini adalah pernyataan yang bertentangan dengan akal sehat. Namun, saya tidak bisa hanya berdiam diri ketika saya melihat tampang kelelahan di wajah pengasuh mereka, sorot mata menggila yang dipancarkan para staf yang bekerja di fasilitas, dan, demi kepentingan Jepang dan dunia, saya telah digerakkan untuk mengambil tindakan ini hari ini, " katanya dalam surat yang ditujukan kepada ketua majelis parlemen rendah, yang salinannya diperoleh oleh kantor berita Kyodo.

Dia menambahkan bahwa tujuanya adalah menciptakan dunia di mana para penyandang difabel akut bisa di-eutanasia dengan persetujuan dari wali mereka jika mereka tidak bisa tinggal di rumah dan bersikap aktif di lingkungan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper