Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susunan Pengurus Partai Golkar: Setya Novanto Butuh Loyalis dan Pemilik Dana

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Setya Novanto membutuhkan pengurus yang loyal dan bisa bekerja sama.
Ketua Umum Partai Golkar terpilih Setya Novanto (tengah) mendapat sambutan dari para pendukungnya, seusai pemungutan suara dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar 2016 di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5)./Antara-Nyoman Budhiana
Ketua Umum Partai Golkar terpilih Setya Novanto (tengah) mendapat sambutan dari para pendukungnya, seusai pemungutan suara dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar 2016 di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5)./Antara-Nyoman Budhiana

Kabar24.com, JAKARTA - Loyalis dan orang yang setia dinilai menjadi kunci utama penyusunan pengurus DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto.

Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI), Prof Hamdi Muluk menilai ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Setya Novanto membutuhkan pengurus yang loyal dan bisa bekerja sama untuk memastikan roda partai bisa berjalan baik.

"Saya melihat, yang diangkat menjadi pengurus Partai Golkar itu teman-teman yang setia, yang loyal dengan Setya Novanto. Tentu juga mereka yang memiliki dana untuk membantu keuangan partai," kata pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk di Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Sebelumnya Ketum DPP PG Setya Novanto telah mengumumkan susunan kepengurusan yang dinilai publik sangat kontroversial karena memunculkan nama-nama yang tidak disambut masyarakat.

Lebih lanjut Hamdi Muluk mengatakan Setnov bisa jadi membutuhkan orang-orang seperti itu karena merasa sudah dekat, loyal dan secara ekonomi bisa membantu keuangan partai.

Hamdi mengatakan, setelah susunan nama pengurus Partai Golkar beredar di media massa, memang muncul kritik dari publik karena ada nama yang bermasalah secara hukum dan etika. Bahkan publik turut menghakimi bahwa citra Partai Golkar akan hancur ke depannya.

"Bagi saya, soal citra bukan sesuatu yang krusial banget, karena itu bisa berubah. Dan tuduhan bahwa dampak citra Partai Golkar akan hancur juga harus bisa dibuktikan, apakah betul perolehan suara Partai Golkar pada pemilu mendatang akan melorot. Kita juga tidak tahu. Bisa jadi sebaliknya," kata Hamdi.

Menurut Hamdi, saat ini, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto membutuhkan tim yang solid dan loyal, sehingga tidak masalah jika ia mengangkat teman dekat yang setia, yang juga mau membantu kebutuhan operasional partai.

Sementara itu, tambahnya, menanggapi tudingan miring dari publik, Novanto memastikan telah memilih kepengurusan secara hati-hati. Bahkan, tambah Hamdi, telah mendengar berbagai masukan untuk jajaran pembantunya di partai beringin tersebut.

Setya Novanto menamakan kepengurusan baru partai beringin sebagai kepengurusan Akselerasi Kerja yang diisi oleh 247 kader pilihan.

"Pengurus telah disusun secara teliti, hati-hati, dengan masukan dari segala variabel yang ada. Saya meminta dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia agar kami bisa menjalankan tugas dengan baik, demi kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia," kata Setnov di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (30/5/2016).

Setya Novanto memberikan nama kepengurusan Partai Golkar ini sebagai kepengurusan akselerasi kerja.

Nama kepengurusan akselerasi kerja dipilih, kata Novanto, karena periode kepengurusan ini hanya sekitar tiga tahun dari 2016-2019, sehingga diharapkan para pengurus bisa bekerja dengan cepat dan terakselerasi menuju pilkada serentak dan pemilu 2019.

Setnov menjabarkan tujuh hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan kepengurusan akselerasi kerja, yaitu:

Pertama, berdasarkan tujuan rekonsiliasi sesuai tujuan munaslub Golkar. Sehingga semua dilakukan secara proporsional sesuai aturan organisasi.

Kedua, berdasarkan visi negara kesejahteraan, di mana implementasi kepengurusan tercermin dalam struktur dan pembidangan kerja.

Ketiga, atas dasar keinginan terwujudnya modernisasi dalam partai.

Keempat, mencerminkan Indonesia, yakni kebhinnekaan baik dari sisi agama, suku, daerah dan etnis.

Kelima, atas dasar regenerasi, yakni dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi generasi muda.

Keenam, berdasarkan keterwakilan perempuan. Sesuai amanat Undang-Undang Parpol, maka kepengurusan Golkar telah diisi sekurang-kurangnya 30 persen perempuan.

Ketujuh, atas dasar prinsip "the right man on the right place", maka jajaran pengurus disesuaikan dengan keahlian dan latar belakang yang dimiliki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper