Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Diminta Rumuskan Manfaat Koalisi Besar. Ada yang Merasa Terjepit?

Ibarat kendaraan dengan penumpang yang bertambah, Koalisi Partai Pendukung Pemerintah kini menjadi lebih sesak akibat koalisi besar yang tercipta setelah PAN dan Golkar bergabung.
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) berjalan di depan, diikuti Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kedua kanan) usai Pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar 2016 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (14/5/2016)./Antara-Nyoman Budhiana
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) berjalan di depan, diikuti Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kedua kanan) usai Pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar 2016 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (14/5/2016)./Antara-Nyoman Budhiana

Kabar24.com, MEDAN - Ibarat kendaraan dengan penumpang yang bertambah, Koalisi Partai Pendukung Pemerintah kini menjadi lebih sesak akibat koalisi besar yang tercipta setelah PAN dan Golkar bergabung. 

Karena penumpang yang lebih sesak itulah, bukan mustahil mulai ada penghuni koalisi yang terjepit atau bahkan nyaris tergencet.

Mengingat koalisi yang terjadi saat ini, Presiden Joko Widodo dinilai perlu merumuskan manfaat koalisi besar yang sedang dibangun, terutama dengan masuknya Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto sebagai anggota Koalisi Partai Pendukung Pemerintah.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Fadly Nurzal, Minggu (29/5/2016), mengatakan pihaknya meyambut baik bergabungnya Partai Golkar dalam Koalisi Partai Pendukung Pemerintah (KPPP).

Keikutsertaan Partai Golkar dalam KPPP tersebut sesuai dengan harapan PPP yakni terciptanya pemerintahan yang kuat.

Namun PPP berkeinginan pemerintahan yang kuat tersebut harus berdampak terhadap percepatan pemanfaatan pembangunan bagi rakyat.

"Kalau tidak koalisi besar ini hanya akan menjadi tontonan rakyat yang diikuti dengan kekecewaan, bahkan caci maki," katanya.

Karena itu, PPP berharap Presiden Joko Widodo bersama elemen KPPP segera merumuskan secara konkret manfaat langsung koalisi besar tersebut.

Menurut Fadly, pihaknya menilai bergabungnya Partai Golkar tersebut sebagai langkah terukur yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak, baik pemerintah mau pun Partai Golkar sendiri.

Bagi pemerintah, kehadiran Partai Golkar diharapkan berdampak pada stabilitas pemerintahan dalam melakukan berbagai langkah dan kebijakan yang diprogramkan.

Sedangkan bagi Partai Golkar, keputusan tersebut bagian dari upaya menjaga "tren kekuasaan" yang selama ini menjadi warna politik parpol berlambang pohon beringin tersebut.

"Apapun itu, tentulah berdampak positif buat dinamika politik kita," katanya.

Selain itu, kata Fadly, PPP menilai perkembangan itu sebagai sesuatu yang wajar dalam politik, termasuk jika Partai Golkar nantinya masuk dalam Kabinet Kerja.

Namun, PPP bergabung sebagai pendukung pemerintah sebagai bentuk tanggung jawab politik yang didasari kepentingan terciptanya stabilitas politik.

Bagi PPP, stabilitas tersebut sangat dibutuhkan untuk menciptakan kepastian dalam pembangunan, tanpa menyingkirkan makna demokrasi sebagai check and balances.

Karena itu, kehadiran PPP sebagai pendukung pemerintah berbeda dengan Partai Golkar disebabkan kehadiran parpol berlambang Ka'bah tersebut di saat pemerintah masih dalam upaya awal melakukan langkah stabilitas politik.

Lantah apakah ini berarti PPP terusik? Sejauh ini belum ada jawaban dari pihak-pihak terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper