Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilih Helikopter Produk Asing, Luhut: Presiden Butuh Alat Angkut Lebih Aman

Pemerintah membutuhkan pesawat angkut yang lebih aman untuk Presiden dan tamu very very important person (VVIP), sehingga dapat mempermudah mobilitasnya.
Interior helikopter buatan Inggris jenis Agusta Westland AW-101./www.thebillionaireshop.com
Interior helikopter buatan Inggris jenis Agusta Westland AW-101./www.thebillionaireshop.com

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah membutuhkan pesawat angkut yang lebih aman untuk Presiden dan tamu very very important person (VVIP), sehingga dapat mempermudah mobilitasnya.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, mengatakan saat ini pesawat angkut dan helikopter untuk Presiden dan tamu VVIP tergolong tua. Padahal, karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan membutuhkan pesawat yang aman untuk menunjang kinerja Presiden.

“Pesawat dan alat angkut untuk Presiden itu harus diberikan yang paling aman. Nanti akan diributkan kembali kalau terjadi apa-apa,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Luhut menuturkan saat ini pesawat jenis hercules tipe C-130 dan helikopter yang biasa digunakan Presiden sudah berusia lebih dari 30 tahun. Hal tersebut membuat pemerintah berinisiatif mencari pesawat baru, agar Presiden dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengatakan Presiden dan Wakil Presiden memerlukan helikopter anti-peluru untuk menunjang mobilitasnya.

Helikopter jenis Puma yang digunakan Presiden selama ini dibuat pada 2002 dan sebenarnya tidak diperuntukan untuk VVIP, karena tidak anti-peluru.

Sekedar diketahui, helikopter kepresidenan sempat dioperasikan Skuadron 17 VIP TNI AU yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sejak beberapa tahun lalu, organisasi yang memelihara dan mengoperasikan helikopter VIP kepresidenan ini adalah Skudron Udara 45 VIP, yang juga berpangkalan di sana.

Sampai saat ini, skuadron udara sayap putar itu mengoperasikan AS-332 Super Puma, yang aslinya dibuat di hanggar produksi Aerospatiale, Prancis, dan lalu diproduksi di PT Dirgantara Indonesia. Dia lalu diberi designasi baru: NAS-332 Super Puma.

Pilihan helikopter buatan Inggris jenis Agusta Westland AW-101 sempat dikritik karena PT DI sendiri sudah mampu buat helikopter Super Puma yang juga dipakai oleh presiden sejumlah negara lain. Bahkan, sempat muncul tagar #PapaMintaHelikopter di media sosial setelah sempat mencuat tagar soal #PapaMintaSaham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper