Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan mematikan Air India yang menewaskan ratusan orang. Dia juga telah memberikan sejumlah masukan terkait kemungkinan penyebab kecelakaan dan menawarkan bantuan kepada otoritas India.
“Saya memberi mereka beberapa masukan. Saya bilang, ‘Mungkin kalian bisa lihat bagian ini.’ Kami melihat pesawatnya, kelihatan terbang cukup baik. Tidak tampak ada ledakan, hanya sepertinya mesinnya kehilangan daya,” ujar Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih dikutip dari Bloomberg pada Jumat (13/6/2025).
Trump menyebut insiden tersebut sebagai salah satu kecelakaan penerbangan terburuk dalam sejarah dan menegaskan bahwa AS siap mengirimkan bantuan jika dibutuhkan.
“India adalah negara besar dan kuat. Saya yakin mereka bisa menanganinya, tapi saya sudah sampaikan bahwa apa pun yang bisa kami bantu, akan segera kami kirimkan,” imbuhnya.
Pesawat Boeing jenis 787 Dreamliner itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India, dalam penerbangan menuju Bandara Gatwick, London. Pesawat itu membawa total 242 penumpang dan awak, Yang mayoritas merupakan warga negara India dan Inggris.
Lebih dari 200 jenazah telah ditemukan, sementara tim penyelidik terus melakukan pencarian di lokasi kejadian.
Baca Juga
Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) pada Kamis (12/6/2025) waktu setempat menyatakan mereka telah berkoordinasi dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS. Melalui unggahan di platform X, NTSB mengonfirmasi akan mengirim tim penyelidik ke India untuk membantu proses investigasi.
Sebagai produsen pesawat, AS biasanya terlibat dalam penyelidikan kecelakaan yang melibatkan pesawat buatan Amerika, termasuk Boeing. Proses investigasi semacam ini biasanya memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Kecelakaan ini menjadi insiden fatal pertama yang melibatkan kerusakan total pada Boeing 787 Dreamliner, sekaligus memperpanjang deretan kecelakaan serius dalam industri penerbangan sipil global tahun ini.
Boeing dalam pernyataannya menyebut pihaknya telah mengetahui laporan awal dan tengah mengumpulkan informasi lebih lanjut. Saham perusahaan tersebut tercatat anjlok sekitar 6% dalam perdagangan awal di bursa AS pada Kamis.
Dalam beberapa tahun terakhir, Boeing telah beberapa kali terseret dalam kasus kecelakaan fatal, termasuk dua insiden tragis pada 2018 dan 2019 yang melibatkan seri 737 Max.
Awal tahun lalu, pesawat 737 Max yang relatif baru juga mengalami insiden panel pintu terlepas saat mengudara. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, kejadian itu memicu krisis kepercayaan terhadap Boeing.
Sementara itu, keselamatan penerbangan di AS juga tengah menjadi sorotan. Pada Januari lalu, pesawat jet regional milik American Airlines bertabrakan dengan helikopter militer di dekat Washington, menewaskan 60 penumpang dan 4 awak.
FAA juga tengah meningkatkan sistem radar dan komunikasi di sekitar Bandara Internasional Newark Liberty, menyusul gangguan teknis yang menyebabkan keterlambatan besar.