Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Bakal Cabut Sanksi AS untuk Suriah Usai Rezim Assad Runtuh

Presiden AS Donald Trump akan mencabut sanksi terhadap Suriah atas perintah putra mahkota Arab Saudi.
Presiden AS Donald Trump dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman saat bertemu di Riyadh, Arab Saudi, 13 Mei 2025. REUTERS/Brian Snyder
Presiden AS Donald Trump dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman saat bertemu di Riyadh, Arab Saudi, 13 Mei 2025. REUTERS/Brian Snyder

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mencabut sanksi terhadap Suriah atas perintah putra mahkota Arab Saudi. Hal tersebut merupakan perubahan besar kebijakan AS menjelang pertemuan Trump dengan Presiden Islamis Suriah Ahmed al-Sharaa.

"Saya akan memerintahkan penghentian sanksi terhadap Suriah untuk memberi mereka kesempatan meraih kejayaan. Ini saatnya mereka bersinar. Kita singkirkan mereka semua. Semoga beruntung Suriah, tunjukkan kami sesuatu yang sangat istimewa," kata Trump dalam sebuah forum investasi di Riyadh, di awal lawatannya ke negara-negara Teluk Arab dikutip dari Reuters, Rabu (14/5/2025).

Trump mengatakan dia akan mencabut semua sanksi, dengan mengatakan sanksi tersebut telah menjalankan fungsi penting, tetapi sudah waktunya bagi Suriah untuk melangkah maju. 

Trump mengatakan langkah-langkah sedang diambil untuk memulihkan hubungan normal dengan Suriah, dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio akan bertemu dengan mitranya dari Suriah minggu ini.

Trump mengatakan bahwa ia membuat keputusan tersebut setelah berdiskusi dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang pemerintahannya sama-sama mendesak pencabutan sanksi. 

Mencabut sanksi AS yang memutus hubungan Suriah dengan sistem keuangan global akan membuka jalan bagi keterlibatan yang lebih besar oleh organisasi-organisasi kemanusiaan yang bekerja di Suriah, sehingga memudahkan investasi dan perdagangan asing saat negara tersebut membangun kembali negaranya.

Trump akan menyapa Sharaa pada Rabu di Arab Saudi, kata seorang pejabat Gedung Putih, yang akan mengatur pertemuan antara presiden dan mantan komandan al Qaeda yang mengambil alih kekuasaan setelah Bashar al-Assad digulingkan. Dua sumber kepresidenan Suriah mengatakan bahwa mereka akan bertemu pada Rabu pagi.

Langkah mengejutkan itu diambil meskipun Israel sangat curiga terhadap pemerintahan Sharaa, kekhawatiran yang awalnya juga dirasakan oleh beberapa pejabat AS. Pejabat Israel terus menggambarkan Sharaa sebagai seorang jihadis, meskipun dia memutuskan hubungan dengan al Qaeda pada tahun 2016. Pemerintah Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shibani, dalam sebuah pernyataan mengatakan hal itu menandai titik balik bagi rakyat Suriah dalam upaya mereka untuk membangun kembali.

"Kami siap untuk membina hubungan dengan Amerika Serikat yang berakar pada rasa saling menghormati, kepercayaan, dan kepentingan bersama," kata Shibani.

Dai juga mengatakan Trump bisa mendapatkan kesepakatan perdamaian bersejarah dan kemenangan bagi kepentingan AS di Suriah tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Presiden Lebanon Joseph Aoun mengatakan "langkah berani Trump merupakan langkah lain dalam perjalanan Suriah menuju pemulihan dan stabilitas."

Alex Zerden, seorang peneliti senior di Center for a New American Security, mengatakan pengumuman Trump akan mengurai sanksi, kontrol ekspor, dan sebutan teroris yang telah menjadikan Suriah salah satu negara dengan pembatasan ekonomi tertinggi, bersama dengan Iran, Korea Utara, dan Kuba.

Di bawah Assad, Suriah masih berperang dengan negara tetangga Israel, memiliki hubungan dekat dengan Iran dan Rusia, serta hubungan yang bergejolak dengan Barat.

Sejak Desember, militer Israel telah menduduki wilayah Suriah di dekat Dataran Tinggi Golan, yang telah diduduki Israel sejak 1967, sambil juga melakukan serangan udara rutin di negara tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper