Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro dikabarkan akan dicopot Presiden Prabowo Subianto saat reshuffle perdana kabinet Merah Putih pada hari ini, Rabu (19/2/2025).
Saat menjabat sebagai Mendiktisaintek, Satryo melaporkan memiliki harta kekayaan senilai Rp46,05 miliar. Berdasrakan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per Desember 2024, harta tersebut terbagi ke dalam beberapa kategori seperti tujuh tanah dan bangunan senilai Rp33,65 miliar, empat transportasi senilai Rp1,4 miliar, serta kas dan setara kas senilai Rp11 miliar.
Adapun, menteri yang lahir di Belanda itu memiliki aset tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Kota Buleleng, dan Kota Tangerang. Adapun, semuanya tercatat merupakan hasil sendiri.
Sementara itu, empat mobil yang tercatat di LHKPN mencakup Mobil Ford Escape 2.3L Limited AT (2011) seharga Rp100 juta, Mobil BMV X3 (2016) seharga Rp400 juta, Mobil Toyota Innova Reborn (2020) seharga Rp200 juta, dan Mobil BYD Seal (2024) seharga Rp700 juta.
Dalam LHKPN tersebut, Mendikti Saintek jebolan University of California itu tercatat tidak memiliki harta bergerak lainnya, surat berharga, dan harta lainnya. Tak hanya itu, Satryo juga terlihat tak memiliki utang sepeser pun.
Sebelumnya, kabar reshuffle menteri Kabinet Merah Putih telah dikonfirmasi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Namun, dia tak memerinci lebih lanjut siapa yang akan dicopot oleh Prabowo pertama kali setelah lewat masa 100 hari pertama Kabinet Merah Putih.
Baca Juga
"Nanti sore akan ada pelantikan beberapa pejabat," ujarnya kepada wartawan melalui pesan singkat, Rabu (19/2/2025).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, salah satu pejabat yang akan terkena perombakan kabinet yaitu Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Dalam catatan Bisnis, Satryo sebelumnya tidak luput dari kontroversi usai didemo oleh ASN di kementeriannya sendiri. Satryo juga sudah membantah tuduhan pemarah, arogan hingga tindakan lainnya yang ASN yang menggelar aksi protes di Kemendikti Saintek, Senin (20/1/2025).
“Tidak ada sama sekali, tidak benar,” kata dia menyangkal tuduhan tersebut, usai pelantikan Rektor ITB di Aula Barat ITB beberapa waktu lalu.