Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Listrik Global Bakal Naik 4% hingga 2027, Ini Pemicunya

Permintaan konsumsi listrik global diperkirakan tumbuh 4% setiap tahun hingga 2027.
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (18/8/2024)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (18/8/2024)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan konsumsi listrik global diperkirakan tumbuh 4% setiap tahun hingga 2027. Hal ini sejalan dengan penggunaan listrik yang meningkat di berbagai sektor industri.

Laporan dari International Energy Agency (IEA) mengungkap bahwa lonjakan konsumsi listrik ini terutama didorong oleh penggunaan listrik untuk produksi industri, peningkatan permintaan untuk AC, percepatan elektrifikasi, transportasi, hingga perluasan pusat data (data center) yang pesat.

Melansir dari Reuters, Sabtu (15/2/2025), sebagian besar permintaan ini berasal dari negara-negara ekonomi berkembang dan baru, yang diperkirakan akan menyumbang 85% dari pertumbuhan permintaan global.

Di sisi lain, konsumsi listrik China diperkirakan naik 6% hingga 2027. Permintaan listrik di China tumbuh lebih cepat daripada ekonominya sejak 2020, yang didorong oleh sektor industri, manufaktur panel surya, baterai, EV, dan material terkait yang membutuhkan banyak listrik. Serta, AC, pusat data, dan jaringan 5G merupakan kontributor tambahan.

Di samping itu, India diperkirakan menyumbang 10% dari peningkatan permintaan global, dengan aktivitas ekonomi yang kuat dan peningkatan pesat dalam penggunaan AC.

Sementara itu, ekspektasi untuk Uni Eropa direvisi turun dari perkiraan IEA pada Juli lantaran prospek ekonomi makro yang lebih lemah, turun satu poin persentase menjadi pertumbuhan 1,6% yang diharapkan pada 2025.

Dalam laporannya, pertumbuhan permintaan listrik diperkirakan akan lebih moderat di Uni Eropa, hanya akan naik kembali ke level tahun 2021 pada 2027, menyusul penurunan besar pada tahun 2022 dan 2023 yang dipicu oleh krisis energi.

Lebih lanjut, laporan IEA juga menyampaikan bahwa sumber energi rendah emisi seperti energi terbarukan dan nuklir diharapkan dapat menyamai tren pertumbuhan permintaan global karena terus mengungguli pangsa batu bara dalam bauran listrik.

Dalam hal ini, sumber tenaga surya diharapkan menjadi sumber rendah emisi terbesar kedua pada 2027 setelah tenaga air. Sementara itu, energi terbarukan secara keseluruhan diharapkan akan melampaui pembangkit listrik tenaga batu bara pada 2025 karena pangsa sumber daya yang mencemari akan turun di bawah 33% untuk pertama kalinya dalam 100 tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper