Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Darurat Militer, Polisi Korsel Gerebek Kantor Presiden Yoon Suk-yeol

Polisi Korsel menggerebek kantor Presiden Yoon Suk-yeol untuk pemeriksaan dekrit darurat militer.
Para pengunjuk rasa menghadiri unjuk rasa yang menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang mengumumkan darurat militer, yang dibatalkan beberapa jam kemudian, di depan markas Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, di Seoul, Korea Selatan, 10 Desember 2024. REUTERS/Kim Hong-Ji
Para pengunjuk rasa menghadiri unjuk rasa yang menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang mengumumkan darurat militer, yang dibatalkan beberapa jam kemudian, di depan markas Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, di Seoul, Korea Selatan, 10 Desember 2024. REUTERS/Kim Hong-Ji

Bisnis.com, JAKARTA - Polisi Korea Selatan (Korsel) menggerebek kantor Presiden Yoon Suk-yeol pada Rabu (11/12/2024) sebagai langkah penyelidikan lebih luas terkait deklarasi darurat militer. 

Mengutip Reuters pada Rabu (11/12) hal tersebut dikonfirmasi oleh seorang pejabat dinas keamanan Presiden. Adapun, badan kepolisian nasional menolak mengonfirmasi penggeledahan tersebut. 

Terlebih, kantor berita Yonhap juga mengatakan bahwa penyidik Polisi menunjukkan surat perintah penggeledahan yang menyebutkan Yoon sebagai pelaku. 

Penggerebekan ini menjadi tanda adanya peningkatan dramatis dalam penyelidikan terhadap Yoon, perwira tinggi polisi dan militer, atas pernyataan darurat militer yang dideklarasikan mendadak pada 3 Desember 2024. 

Kejadian tersebut juga menjerumuskan sang Negeri Ginseng, negara dengan perekonomian terbesar keempat di Asia dan sekutu utama Amerika Serikat (AS), masuk ke dalam krisis konstitusional. 

Yoon Tidak Berada di Kompleks Kantor Presiden

Kantor berita Yonhap, menuturkan bahwa Yoon tidak berada di kompleks kantor Presiden saat penggerebekan dilakukan. Kediaman resminya juga berada di lokasi terpisah. Yoon sendiri juga tidak terlihat di depan publik sejak meminta maaf pada Sabtu (7/12).

Di lain sisi, mantan menteri pertahanan dan orang kepercayaan sang Presiden Kim Yong-hyun, ditemukan oleh para penjaga saat ia mencoba untuk bunuh diri di dalam pusat penahanan dengan menggunakan pakaian dalamnya. 

Hal tersebut dilaporkan oleh kepala layanan pemasyarakatan kementerian kehakiman, Shin Yong-hae, kepada komite kehakiman parlemen. Kini, Kim sedang dalam pengawasan dan nyawanya tidak dalam bahaya. 

Krisis kepemimpinan juga semakin mendalam, dengan pertanyaan siapa yang akan menjalankan negara. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper