Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpantau Bawa Rudal, Kapal Selam Serang Milik Rusia Dicegat di Laut China Selatan

Kapal selam perang milik Rusia dicegat di Laut China Selatan. Kapal tersebut dicegat oleh militer Filipina.
Bendera Rusia di sebuah kapal yang berada di St Petersburg, Rusia. / Bloomberg-Andrey Rudakov
Bendera Rusia di sebuah kapal yang berada di St Petersburg, Rusia. / Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Kapal selam perang milik Rusia dicegat di Laut China Selatan. Kapal tersebut dicegat oleh militer Filipina.

Dilansir dari Miami Herald, Filipina mengatakan bahwa intrusi kapal Rusia ke perairan ekonominya di Laut Cina Selatan sangat mengkhawatirkan.

Apalagi, kapal ini diketahui dipersenjatai rudal. Angkatan Bersenjata Filipina mengatakan bahwa pada hari Kamis, kapal selam serang diesel-listrik kelas Kilo II Rusia Ufa sedang melintas di permukaan 80 mil laut sebelah barat Tanjung Calavite di provinsi barat Filipina, Mindoro Barat.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menggambarkan ini sebagai insiden yang sangat memprihatinkan.

"Setiap intrusi ke Laut Filipina Barat, ke ZEE (zona ekonomi eksklusif) kami, ke garis dasar kami sangat mengkhawatirkan," katanya dalam wawancara media pada hari Senin.

Laut Filipina Barat hanya merujuk pada perairan di Laut Cina Selatan yang termasuk dalam ZEE Filipina.

Wilayah maritim ini membentang hingga 200 mil laut dari pantai negara tersebut, termasuk laut teritorial, yang diukur sejauh 12 mil laut dari pantai.

Mengacu pada insiden ini, Newsweek telah menghubungi Kementerian Pertahanan Rusia dan Kedutaan Besar Rusia di Manila untuk memberikan komentar. Namun belum ada jawaban.

Manuver yang dilakukan Rusia ini cukup menimbulkan pertanyaan. Hal ini terjadi ketika militer Rusia, yang terlibat dalam perang dengan Ukraina, mengirim armada angkatan laut ke negara-negara di Asia Tenggara pada awal Oktober, termasuk Malaysia, Myanmar, Indonesia, dan Thailand.

Mereka singgah di pelabuhan dan melakukan latihan dengan negara tuan rumah.

Kehadiran kapal selam Rusia seberat 3.900 ton, yang mampu menembakkan rudal jelajah Kalibr yang telah digunakan secara luas dalam serangan terhadap Ukraina, terjadi setelah Marcos menandatangani dua undang-undang yang menolak klaim batas laut yang dibuat oleh China di Laut Cina Selatan yang disengketakan.

Salah satu undang-undang tersebut, Undang-Undang Zona Maritim Filipina, menetapkan batas-batas wilayah teritorial penting negara tersebut, termasuk ZEE-nya di Laut Cina Selatan.

Sementara itu, Undang-Undang Alur Laut Kepulauan menetapkan alur laut dan rute udara bagi kapal dan pesawat asing untuk bernavigasi.

Tentang kapal selam Kilo II milik Rusia...

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper