Bisnis.com, JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024 dilaksanakan pada hari ini, Selasa (5/11).
Namun ternyata tak hanya Donald Trump dan Kamala Harris, Pilpres AS juga memiliki kandidat lain dari Partai Hijau.
Ia adalah Jill Stein yan merupakan dokter lulusan Harvard yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan. Dirinya aktif menyuarakan isu lingkungan dan hak asasi manusia (HAM).
Capres ketiga itu dinilai sebagai sosok "menyegarkan" dalam pusaran kontestasi politik yang panas di AS.
Salah satu kampanyenya yang paling keras adalah membela pendudukan Israel atas Palestina. Padahal Jill adalah seorang Yahudi.
Melansir dari Quds News Network, Jill terus menyerukan adanya penghentikan serangan Israel yang dibantu oleh dolar AS.
Baca Juga
Bantuan AS untuk Israel tersebut dikritisi oleh Jill dan penyokongnya, lantaran mereka yakin uang tersebut diambil dari pajak masyarakat.
Di tengah perdebatan mana yang lebih baik antara Trump dan Harris, Jill mendapat dukungan penuh dari masyarakat muslim dan mereka yang pro dengan Palestina.
Quds News Network memberitakan jajak pendapat yang dilakukan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), di mana hasilnya terdapat kesamaan statistik antara Stein dan Harris, dengan 42% pemilih Muslim mendukung Stein dan 41% mendukung Harris.
Profil Jill Stein
Mengutip Britannia, Jill Stein lahir di Chicago, Iliinois, AS, pada 14 mei 1950. Dirinya adalah seorang mantan dokter praktik dan aktivis lingkungan yang mencalonkan diri sebagai kandidat Partai Hijau.
Dirinya merupakan lulusan magna cum laude dari Universitas Harvard dengan gelar sarjana di bidang psikologi, sosiologi, dan antropologi.
Kemudian pada 1979, dirinya menyelesaikan pendidikan dari Harvard Medical School. Di mana saat itu ia kemudian menjabat sebagai instruktur penyakit dalam.
Selain itu, dia melakukan praktik kedokteran di klinik kesehatan di wilayah Boston selama sekitar 25 tahun.
Berkecimpung di dunia sains, Jill kemudian merambah politik pada 2002. Saat itu dirinya langsung bergabung dengan Partai Hijau Masschusetts.
Sebelumnya ia merasa kekecewa terhadap Partai Demokrat Massachusetts. Bersama Partai Hijau, ia kemudian mencalonkan diri sebagai gubernur.
Dia menempati posisi ketiga yang sangat jauh, dengan 3,4% suara, di belakang Mitt dari Partai Republik. Romney (49,2 %) dan Demokrat Shannon O'Brien (44,4%).
Dua tahun kemudian, Jill memutuskan untuk mencalonkan diri di Dewan Perwakilan Rakyat negara bagian dan menempati posisi kedua, dengan 21% suara—jauh di belakang kandidat Partai Demokrat (60 %) namun mengungguli kandidat Partai Republik (19%).
Pada tahun 2005 dia terpilih menjadi anggota dewan kota setempat, Pertemuan Kota Lexington dan terpilih kembali pada tahun 2008.
Gagal dalam pemilihan Gubernur sebanyak dua kali, Jill justru tergerak untuk maju mencalonkan diri sebagai calon presiden Amerika Serikat pada tahun 2012 sebagai kandidat dari Partai Hijau nasional.
Meskipun ia menempati posisi keempat, dengan hanya 0,4%suara, jumlah suara yang diterimanya, hampir 470.000, merupakan yang terbesar yang dimenangkan oleh calon presiden perempuan mana pun dalam sejarah AS.
Stein kembali mencalonkan diri sebagai presiden sebagai kandidat Partai Hijau pada pemilihan presiden AS tahun 2016, kembali menempati posisi keempat tetapi kali ini dengan lebih dari 1,4 juta suara.
2024 menjadi kali ketiga Jill mencalonkan diri menjadi capres.