Bisnis.com, JAKARTA - Hizbullah Lebanon mengumumkan pemimpin baru mereka pada Selasa (29/10/2024) setelah Hassan Nasrallah tewas oleh serangan Udara Israel di Beirut bulan lalu.
Pemimpin baru Hizbullah yakni Wakil Sekretaris Jenderal Naim Qassem, yang dipilih oleh Dewan Syura kelompok tersebut.
Israel pun langsung memberikan ancaman bahwa keberadaan dan nasib pemimpin baru Hizbullah akan sama seperti pemimpin sebelumnya.
Menteri Pertehanan Israel Yoav Gallant mengatakan jabatan Qassem akan bersifat “sementara”.
"Penunjukan sementara. Tidak lama," tulis Menteri Yoav Gallant di akun X-nya, lengkap dengan foto Qassem, dikutip dari Reuters.
Sosok Naim Qassem
Qassem telah menjabat sebagai wakil pemimpin Hizbullah sejak 1991. Ia juga dikenal sebagai senior berpengaruh.
Baca Juga
Salah satu pidatonya yang terkenal yakni saat Qassem mengatakan konflik antara Hizbullah dan Israel adalah perang tentang siapa yang menangis lebih dulu, dan Hizbullah tidak akan menangis lebih dulu.
Qassem diangkat menjadi wakil pemimpin Hizbullah pada 1991 oleh sekretaris jenderal Hizbullah, Abbas al-Musawi, yang tewas akibat serangan helikopter Israel pada 1992.
Di bawah kepemimpinan Hassan Nasrallah, Qassem juga memiliki andil menjadi salah satu juru bicara utama Hizbullah.
Melansir Reuters, ia lahir pada 1953 di Beirut dari keluarga asal Lebanon selatan. Aktivitas politik Qassem dimulai dengan Gerakan Amal Syiah Lebanon.
Namun ia meninggalkan kelompok tersebut pada 1979 setelah Revolusi Islam Iran yang membentuk pemikiran politik banyak aktivis muda Syiah Lebanon.
Qassem mengambil bagian dalam pertemuan yang mengarah pada pembentukan Hizbullah, yang didirikan dengan dukungan Garda Revolusi Iran sebagai respons terhadap invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982.
Dia telah menjadi koordinator umum kampanye pemilihan parlemen Hizbullah sejak kelompok itu pertama kali mengikutinya pada tahun 1992.
Pada tahun 2005, ia menulis sejarah Hizbullah yang dianggap sebagai "pandangan orang dalam" yang langka terhadap organisasi tersebut.