Bisnis.com, JAKARTA - Rusia merencanakan membuat pembangkit listrik tenaga nuklir di bulan bersama dengan China dan India.
Melansir Radio France Internationale (RFI), perusahaan energi atom Rusia, Rosatom, mengatakan reaktor bulan akan dibangun dengan “keterlibatan manusia yang minimal” dan dikerahkan sekitar tahun 2036.
Adapun menurut kantor berita Rusia, Tass, CEO Rosatom Alexei Likhachev mengatakan pada pertemuan Forum Ekonomi Timur di Vladivostok awal bulan ini bahwa India dan China telah menunjukkan minat pada proyek tersebut.
“Tugas yang sedang kami kerjakan adalah pembuatan pembangkit listrik tenaga nuklir bulan dengan kapasitas energi hingga setengah megawatt,” kata Likhachev pada pertemuan calon investor, dikutip dari RFI, Selasa (8/10/2024).
Ia pun mengatakan bahwa China dan India sangat tertarik dengan kolaborasi ini.
“Mitra kami di China dan India sangat tertarik untuk berkolaborasi seiring kami meletakkan dasar bagi beberapa proyek luar angkasa internasional,” klaim kepala eksekutif Rosatom.
Baca Juga
Rencananya, pembangkit listrik ini akan didirikan pangkalan yang disebut Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS), baik di tanah bulan atau di orbit bulan.
ILRS akan berfungsi sebagai titik tumpu penelitian ilmiah dan akan terbuka untuk semua negara dan “mitra internasional” setelah mulai beroperasi antara tahun 2035 dan 2045.
Namun tentu saja hal ini memerlukan pasokan listrik yang stabil-yang hanya dapat disediakan oleh reaktor nuklir, karena malam bulan yang panjang di Bulan membuat energi matahari tidak dapat diandalkan.
Meskipun direncanakan bergabung, namun proyek besar ini terpisah dari ambisi India untuk mendirikan stasiun luar angkasa pada tahun 2035 dan meluncurkan misi berawak ke Bulan lima tahun kemudian.
Para analis mengatakan bahwa India berambisi menciptakan koloni manusia di Bulan dan secara aktif mencari peluang potensial untuk mempercepat ambisi luar angkasanya itu.
Di sisi lain, Delhi juga belum mengomentari dugaan kolaborasi tersebut karena adanya masalah mengenai selisih dengan China.