Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Respons Jokowi Saat RI Mengalami Deflasi 5 Bulan Beruntun

Jokowi meminta agar semua pihak juga mengecek secara betul penyebab terjadinya deflasi berturut-turut tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi pertanyaan awak media di Istana Merdeka, Jakarta, pada Sabtu, 21 September 2024. Foto: BPMI Setpres/Vico
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi pertanyaan awak media di Istana Merdeka, Jakarta, pada Sabtu, 21 September 2024. Foto: BPMI Setpres/Vico

Bisnis.com, JAKARTA – Tren deflasi selama 5 bulan berturut-turut mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat terus tergerus. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya menjaga tingkat inflasi dan deflasi dalam kategori yang sehat, karena hal tersebut akan sangat menentukan daya beli masyarakat. 

“Apapun yang namanya deflasi maupun inflasi itu dua-duanya harus dikendalikan, sehingga harga stabil tidak merugikan produsen, bisa petani bisa nelayan, bisa UMKM, bisa pabrikan tapi juga dari sisi konsumen, supaya harga juga tidak naik,” ujar Jokowi, dikutip Senin (7/10/2024).

Lebih lanjut, Jokowi memandang deflasi selama 5 bulan beruntun yang dikontribusikan oleh turunnya harga pangan sebagai perkembangan positif.

Jokowi menilai bahwa hal tersebut sangat menentukan daya beli masyarakat, terutama mereka yang termasuk dalam kelompok ekonomi menengah ke bawah. 

Oleh sebab itu, dia meminta agar semua pihak juga mengecek secara betul penyebab terjadinya deflasi berturut-turut tersebut. 

“Jadi, coba di cek betul deflasi itu karena penurunan harga-harga barang karena pasokannya baik, karna distribusinya baik, karena transportasi engga ada hambatan atau karena memang ada daya beli yang berkurang,” ucapnya.

Di sisi lain, Jokowi mengaku bahwa sejauh ini pengendalian terus dilakukan oleh pemerintah. Bahkan, kata Jokowi, angka inflasi terakhir secara tahun ke tahun (year on year) berada di angka yang baik yaitu 1,8 persen.

“Keseimbangan itu yang diperlukan dan kita saat ini terakhir inflasi year on year itu 1,8 %. Baik, tetapi jangan sampai itu terlalu rendah juga, supaya produsen tidak dirugikan, supaya petani yang produksi tidak dirugikan. Menjaga keseimbangan itu yang tidak mudah dan kita akan berusaha terus,” pungkas Jokowi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper