Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Segera Tambah 133.000 Prajurit Melalui Wajib Militer, Ada Apa?

Presiden Rusia, Vladimir Putin, merekrut 133.000 prajurit baru dalam program wajib militer musim gugur Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya kepada Majelis Federal di Moskow, Rusia 21 Februari 2023. Sputnik/Ramil Sitdikov/Kremlin via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya kepada Majelis Federal di Moskow, Rusia 21 Februari 2023. Sputnik/Ramil Sitdikov/Kremlin via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia, Vladimir Putin, merekrut 133.000 prajurit baru dalam program wajib militer musim gugur Rusia yang dimulai 1 Oktober dan berlangsung hingga akhir tahun.

Dalam dekrit yang diterbitkan di surat kabar milik pemerintah Rusia Rossiyskaya Gazeta, menyerukan untuk melaksanakan wajib militer warga negara berusia 18 hingga 30 tahun, yang tidak termasuk dalam cadangan dan wajib militer sesuai dengan Hukum Federal Rusia dalam jumlah 133.000 orang.

Kepala kantor wajib militer Rusia, Wakil Laksamana Vladimir Tsimlyansky mengatakan bahwa persyaratan wajib militer tetap sama: dinas 12 bulan di unit militer di Rusia.

"Saya ingin mencatat bahwa wajib militer tidak akan dipanggil untuk berpartisipasi dalam operasi militer khusus di wilayah baru," kata Tsimlyansky dikutip dari Rossiyskaya Gazeta.

Perang Rusia-Ukraina dimulai dengan invasi besar-besaran pada Februari 2022 lalu yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus. Sementara itu, Kyiv dan sekutunya menyebutnya sebagai upaya imperialis yang tidak beralasan untuk merebut tanah.

Dalam sebuah langkah yang dikecam oleh sebagian besar dunia Barat, Rusia mencaplok sebagian wilayah Ukraina tenggara pada akhir tahun 2022, menyebut wilayah itu sebagai wilayah baru.

Dengan alasan meningkatnya ancaman di perbatasan barat Rusia, Putin pada bulan September memerintahkan tentara Rusia untuk ditambah sebanyak 180.000 tentara menjadi 1,5 juta prajurit aktif.

Langkah ini menjadikan Rusia sebagai negara dengan tentara aktif terbesar kedua di dunia setelah China.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Presiden AS Joe Biden, dan para pemimpin NATO lainnya menyalahkan Putin karena menjadi satu-satunya agresor dalam konflik tersebut di Ukraina, dan menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya yang lain.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper