Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa kemacetan parah yang terjadi di Puncak, Bogor saat libur panjang Maulid Nabi Muhammad murni karena faktor kapasitas kendaraan berlebih.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menjelaskan bahwa volume kendaraan yang melintas kawasan Puncak jauh melebihi kapasitas jalanannya. Akses wisata pun tidak bisa menampung banyaknya kendaraan pengunjung yang datang.
"Kemacetan di Bogor, murni karena over kapasitas, pengaturan lalu lintas yang dilakukan tiap masa liburan belum berjalan efektif karena pergerakan sudah macet, saling mengunci," ujar Herman, dilansir dari Antara pada Senin (16/9/2024).
Selain itu, menurut Herman, akses jalan alternatif menuju kawasan Puncak banyak yang berukuran kecil dan biasanya digunakan oleh pengendara sepeda motor. Hal itu menyulitkan petugas dalam menerapkan sistem buka-tutup jalan.
Herman menjelaskan bahwa sebenarnya pengelolaan transportasi kawasan Puncak menjadi tanggung jawab Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Pemprov Jabar berperan untuk membantu.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Koswara mengatakan bahwa selama ini pengaturan lalu lintas di kawasan Puncak Bogor hanya dapat dilakukan dengan buka tutup. Menurutnya, harus terdapat penambahan infrastruktur jalan karena kondisi saat ini sudah melebihi kapasitas (overload) sehingga pengaturan lalu lintas saja tidak akan efektif.
Baca Juga
Pengaturan lalu lintas di kawasan Puncak Bogor pun, katanya, menjadi kewenangan pihak kepolisian, sedangkan aspek transportasi ada di BPTJ.
Menurutnya, saat ini pemerintah pusat melalui BPTJ tengah merencanakan pembangunan tol Puncak ke Bogor—Cianjur—Sukabumi (Bocimi) dan menyiapkan angkutan umum dan wisata untuk wisatawan, di kawasan Puncak Bogor.
"Itu semua [tol] pembangunannya dari pusat. Kemudian, dari BPTJ juga menyiapkan angkutan umum dan wisata Bogor—Puncak, ke depan para wisatawan itu cukup di bawah, Ciawi atau Bogor, kemudian naik ke puncak menggunakan angkutan umum," katanya.
Hanya saja, menurut Koswara, rencana menerapkan angkutan umum khusus itu sempat mendapat penolakan dari masyarakat sekitar, sehingga belum dilakukan uji coba kembali.
"Dua tahun lalu pernah diinisiasi oleh BPTJ untuk diterapkan angkutan umum dari Bogor—Puncak, tetapi resistensinya tinggi di daerah situ, jadi ditunda. Mungkin dengan beberapa kejadian itu bisa dipaksakan, masyakarat harus bisa menerima juga," ujar Koswara.
Satlantas Polres Bogor mencatat sebanyak 140.000 kendaraan, mulai dari roda dua hingga roda enam melintas di jalur wisata Puncak selama 24 jam pada Minggu (15/9/2024).
Dalam kemacetan tersebut, dikabarkan satu orang wisatawan asal Bambu Apus, Jakarta Timur berinisial NM (56) meninggal dunia, diduga karena kelelahan.