Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Ungkap 3 Prioritas Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Pemerintah mengungkapkan 3 prioritas utama dalam menyukseskan misi mencapai masa depan berkelanjutan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan keterangan pers terkait pelaksanaan High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLF MSP) and Indonesia Afrika Forum (IAF) II di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (2/9/2024). Menlu Retno Marsudi memaparkan relevansi Bandung Spirit yang dihasilkan dari Konferensi Asia Afrika 1955 sebagai fondasi untuk melanjutkan pembangunan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Afrika di masa mendatang. /Media Center IAF II-HLF MSP
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan keterangan pers terkait pelaksanaan High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLF MSP) and Indonesia Afrika Forum (IAF) II di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (2/9/2024). Menlu Retno Marsudi memaparkan relevansi Bandung Spirit yang dihasilkan dari Konferensi Asia Afrika 1955 sebagai fondasi untuk melanjutkan pembangunan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Afrika di masa mendatang. /Media Center IAF II-HLF MSP

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengungkapkan 3 prioritas utama dalam menyukseskan misi mencapai masa depan berkelanjutan.

Dalam Indonesia International Sustainability Forum (IISF), Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi membeberkan ketiga prioritas dimaksud. Pertama, melakukan investasi dan membangun energi hijau.

Hal ini, jelasnya, memerlukan dukungan teknologi dan pendanaan yang signifikan, termasuk Just Energy Transition Partnership (JETP), yang diluncurkan Indonesia saat Presidensi G20 pada 2022, dan Asia Zero Emission Community (AZEC) dimana Indonesia menjadi salah satu pemrakarsa.

“Dari semua inisiatif tersebut, pesan Indonesia sangat jelas. Kita harus memastikan teknologi hijau menjadi barang publik. Saya berharap melalui IISF, kita dapat bekerja sama erat dengan sektor swasta demi memastikan investasi pengembangan teknologi hijau yang terjangkau,” kata Retno dikutip dari siaran pers, Sabtu (7/9/2024).

Kedua, memanfaatkan potensi besar ekonomi biru. Menurut perkiraan, ekonomi biru dapat menghasilkan lebih dari US$1,5 triliun serta membuka sekitar 30 juta lapangan pekerjaan per tahun.

Untuk membuka potensi ekonomi biru tersebut, ujarnya, Indonesia telah meluncurkan Blue Economy Roadmap 2023-2045, yang bertujuan mengembangkan sektor-sektor utama, seperti akuakultur dan industri hilir perikanan, guna memastikan pertumbuhan ekonomi selaras dengan upaya konservasi laut.

Ketiga, fokus pada penyerapan karbon. “Sebagai negara hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, Indonesia memiliki kapasitas untuk menyerap emisi dalam jumlah besar. Dengan tingkat deforestasi terendah dalam 20 tahun terakhir, dapat dipastikan Indonesia sudah berada di jalur yang benar" ucapnya.

Lebih lanjut, kata Retno, Indonesia telah mengesahkan strategi jangka panjang untuk low carbon dan climate resilience tahun 2050 serta roadmap untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Selain itu, dia menegaskan semua pihak memainkan peranan penting dalam upaya menuju ekonomi rendah karbon dan memastikan komitmen Indonesia untuk memperkuat kolaborasi dalam rangka mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper