Bisnis.com, JAKARTA - Rocky Gerung kembali menjadi sorotan setelah terlibat dalam debat panas bersama Silfester Matutina.
Perdebatan tersebut terjadi saat keduanya hadir dalam program Rakyat Bersuara yang disiarkan oleh stasiun televisi iNews pada Selasa (3/9/2024).
Saat itu, Silfester terpancing emosi dan melontarkan kata-kata kasar terhadap Rocky Gerung.
Politisi yang juga menjadi ketua organisasi relawan Jokowi Solidaritas Merah Putih (Solmet) sempat menggaungkan dirinya tak butuh dikuliahi Rocky Gerung.
Ia pun menyebut sudah kerap membaca buku berat seperti milik MAW Brouwer, Gus Dur, hingga Leo Tolstoy.
"Saya ini baca MAW Brouwer, Gus Dur, Leo Tolstoy, itu SD saya sudah baca," ucap Silfester kepada Rocky.
Baca Juga
Namun saat ditanya salah satu judul buku, Silfester kebingungan tak bersuara. Ia justru menanyakan prestasi dan pencapaian Rocky untuk Indonesia.
Hal ini kemudian menjadi viral di media sosial hingga mendapat berbagai tanggapan dari warganet.
Warganet kemudian mengingatkan Silfester bahwa Rocky adalah sosok perpustakaan berjalan karena banyak membaca buku.
Muhammad Said Didu bahkan mengunggah kembali cuitannya mengenai kondisi rumah Rocky Gerung yang dipenuhi dengan buku.
Said Didu pada 2020 pernah mengunggah kondisi rumah Rocky yang dipenuhi dengan buku di setiap sudutnya. Ia pun mencuitkan bahwa untuk bisa berdebat dengan Rocky harus memiliki isi otak.
"Kalau mau berdebat dengan Rocky Gerung, jangan lupa bawa dan isi otak karena hampir semua sudut rumah beliau isinya adalah buku-termasuk di tangga dan kamar kecil," tulis Said Didu.
Bahkan dalam video yang diunggah oleh Said Didu, hampir tak ada buku ringan yang disimpan Rocky. Beberapa genre buku yang dibaca Rocky yakni ekonomi, agama, filsafat, politik, hingga Feminisme.
"Semua ilmu dilahap sama dia. Teman-teman yang ingin berdebat dengan dia, berpikir keraslah. Ternyata buku yang kita sering dengar kalau diwawancara memang dibaca oleh dia," ucap Said Didu dalam videonya.
Kecerdasan Rocky Gerung pun pernah diungkapkan oleh Dian Sastro yang dulunya menjadi mahasiswa bimbingannya.
Dian Sastro mengatakan bahwa Rocky Gerung mengerti mahasiswa mana yang benar-benar membaca buku, atau tidak.
"Kalau lo ketauan ngarang bebas, lo disuruh baca buku nih yang jadi pr lo. Terus lo nggak beneran baca terus lo sok ngarang-ngarang belaga ngerti, abis dan dia tahu abis," ucap Dian Sastro di podcast Denny Sumargo pada beberapa waktu lalu.
Diketahui, Rocky Gerung merupakan dosen yang sudah mengajar selama 15 tahun di Universitas Indonesia (UI).
Rocky saat itu mengajar di Departemen Ilmu Filsafat (kini Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) sebagai dosen tidak tetap hingga awal 2015.
Namun akhirnya berhenti mengajar setelah dikeluarkan UU No. 14 tahun 2005 yang mensyaratkan seorang dosen harus minimal bergelar magister; sedangkan Rocky hanya menyandang gelar sarjana.
Melansir dari p2k.stekom.ac.id, Rocky tercatat mengampu mata kuliah seperti Seminar Teori Keadilan, Filsafat Politik, dan Metode Penelitian Filsafat.
Pada 2005, Rocky diketahui mendirikan Setara Institute, sebuah wadah pemikir di bidang demokrasi dan hak asasi manusia, bersama Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra.